Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kover laporan dari Green Finance & Development Center di Universitas Fudan Shanghai. Foto: Green FDC.
Kover laporan dari Green Finance & Development Center di Universitas Fudan Shanghai. Foto: Green FDC.

Tahun 2021, Irak Jadi Target Utama Inisiatif Belt and Road China



Berita Baru, Beijing – Di tahun 2021, Irak jadi target utama Inisiatif Belt and Road China (BRI), dengan menerima sekitar Rp150 triliyun dalam bentuk pembiayaan untuk proyek-proyek ambisius termasuk pembangkit listrik tenaga minyak berat, menurut studi yang diterbitkan pada Rabu (2/2).

Studi terbaru dari Green Finance & Development Center di Universitas Fudan Shanghai menunjukkan bahwa secara total, keterlibatan China melalui investasi dan kerja sama kontrak di 144 negara dalam program BRI di tahun 2021 adalah Rp859 triliyun, sedang di tahun 2020 sebesar Rp861 triliyun.

Namun, di negara-negara Arab dan Timur Tengah, investasi tahun lalu naik sekitar 360% dan keterlibatan konstruksi sebesar 116% dibandingkan tahun 2020

Irak, tempat Amerika Serikat mengakhiri misi tempurnya tahun lalu, telah menjadi mitra terbesar ketiga di BRI untuk keterlibatan energi sejak 2013, setelah Pakistan dan Rusia.

China dan Irak bekerja sama untuk membangun pembangkit listrik tenaga minyak berat Al-Khairat senilai Rp71,7 tiliyun di Provinsi Karbala di Irak.

Selain itu, Sinopec China telah memenangkan kontrak untuk mengembangkan ladang gas Mansuriya Irak di dekat perbatasan Iran.

Kedua negara juga bekerja sama dalam proyek bandara, solar, dan lainnya.

Pembiayaan dan investasi energi hijau naik tipis menjadi Rp90,4 triliyun dibandingkan dengan pada tahun 2020 sebesar Rp89 triliyun.

China tidak terlibat dalam proyek batu bara pada tahun 2021, sejalan dengan janji Presiden Xi Jinping untuk tidak membangun pembangkit listrik tenaga batu bara di luar negeri.

Untuk tahun 2022, para peneliti mengharapkan percepatan proyek hijau, sejalan dengan pedoman pemerintah, meskipun keuangan dan investasi terkait minyak di bawah BRI melonjak menjadi Rp91,8 trilyun pada tahun 2021 dari Rp27,2 triliyun pada tahun 2020.

Para peneliti Universitas Fudan memperkirakan keterlibatan BRI China menurun, mengutip rencana lima tahun China untuk 2021-2025 untuk menginvestasikan $550 miliar di luar negeri termasuk negara-negara non-BRI, turun 25% dari $740 miliar pada periode 2016-2020.

Keterlibatan BRI China menurun sebesar 48% pada tahun 2021 dari tingkat pra-pandemi, para peneliti mencatat.

Setelah Irak, Serbia dan Indonesia adalah target utama untuk keterlibatan konstruksi BRI.

China meluncurkan proyek BRI pada tahun 2013 untuk meningkatkan hubungan perdagangan dengan seluruh dunia dan telah menghabiskan banyak uang untuk pengembangan infrastruktur di lusinan negara di seluruh dunia.

Tetapi beberapa kritikus mengatakan pembiayaan yang ditawarkan oleh Beijing seringkali tidak menguntungkan, tidak transparan, dan membuat beberapa negara miskin, terutama di Afrika, bergantung pada China melalui utang.

1 dollar = 14,357 rupiah