Surya Paloh Sebut Pimpinan Parpol dan Jokowi Tutup Peluang Reshuffle Susulan
Berita Baru, Jakarta – Presiden Joko Widodo sudah mereshuffle atau merombak jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju. Sebelum pengumuman, Jokowi menyempatkan diri bersantap siang dengan para pimpinan partai koalisi.
Jamuan digelar di presidential lounge Istana Kepresidenan. Mereka yang makan siang di antaranya Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, serta Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
Selain itu, juga ada Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa. Surya Paloh pun membocorkan pembahasan dalam pertemuan Rabu (15/6) siang tadi.
Menurutnya, dalam pertemuan singkat tersebut sempat ada pembahasan supaya tidak ada lagi reshuffle lanjutan.
“Kalau ada reshuffle lagi, sudah rusak semuanya,” katanya usai Apel Siaga Garda Pemuda Nasdem pada Rabu (15/6) sore.
Selain mengenai potensi reshuffle lanjutan, pembahasan menyinggung laporan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank, yang mengindikasikan 40 negara berpotensi menjadi failed state atau negara gagal.
Hal itu menjadi atensi tersendiri bagi Paloh, sebab menunjukkan imbas nyata dari pandemi Covid-19. Paloh menilai, pandemi covid-19 juga memberikan dampak terhadap berbagai krisis yang tengah terjadi di berbagai belahan dunia.
“Tapi kita bersyukur Indonesia tidak masuk dalam daftar dari negara yang terancam,” tuturnya.
Dia pun berharap kedua menteri yang baru dilantik siang ini, yaitu Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Menteri Agraria Tata Ruang/ Badan Pertanahan Negara (ATR/ BPN), Hadi Tjahjanto, dapat menghindarkan Indonesia masuk ke dalam deretan failed state.
“Kita harus menjaga satu hal yang terus menerus kita ingatkan bersama, yaitu stabilitas nasional,” ujar Paloh.
Selain itu, Paloh meminta kedua menteri tersebut agar dapat memenuhi ekspektasi publik, dan bekerja lebih baik dari menteri sebelumnya.
“Kerja lebih baik. Harapan rakyat begitu banyak dan begitu tinggi,” katanya.
Sementara Wakil Ketua Umum Nasdem, Ahmad Ali, memastikan dalam pergantian menteri kali ini, tidak ada lobi-lobi yang bersifat transaksional antara Presiden dengan Nasdem.
“Apa yang mau di-deal-kan? Nasdem dari kemarin tiga kursi, tetap tiga kursi. Beda halnya kalau Nasdem dapat lima kursi. Itu yang patut kita pertanyakan,” terangnya pada Rabu (15/6).
Tak hanya dalam penentuan kabinet, menurutnya Nasdem juga menghindari praktik transaksional dalam pengusungan calon anggota legistatif (caleg) maupun kepala daerah. “Kita sangat menghindari,” ungkap Ali.
Sejauh ini, tiga kader Nasdem yang menduduki kursi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju adalah: Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakkar; Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny Gerard Plate; dan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Bagi Ali, ketiga kader tersebut dipilih presiden bukan hanya berdasarkan latar belakang politik karena Nasdem bagian dari koalisi pendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin, tetapi mereka juga memiliki prestasi. “Jadi kami tidak perlu khawatir dengan kinerja yang dimiliki,” katanya.