SKK Migas Klaim Alih Kelola Blok Rokan Berjalan Lancar Pada 9 Agustus Besok
Berita Baru, Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan alih kelola Blok Rokan di Provinsi Riau, dari Chevron Pasific Indonesia (CPI) ke Pertamina Hulu Rokan (PHR) akan berjalan mulus pada 9 Agustus 2021.
Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus mengatakan, isu-isu utama dalam alih kelola Blok Rokan telah diselesaikan, sehingga diharapkan bisa mendukung kelancaran kegiatan Pertamina Hulu Rokan (PHR) pasca alih kelola.
“Sebagian besar isu krusial yang dipantau oleh tim alih kelola Blok Rokan telah dapat diselesaikan, sehingga kami berharap PHR sudah dapat memulai kegiatan pada Senin (9/8),” ujar Taslim dalam keterangan resmi pada Jumat (6/8.,
Taslim menuturkan pihaknya telah menyelenggarakan rapat terakhir progress weekly meeting atau pertemuan mingguan untuk pembahasan transisi Wilayah Kerja Rokan bersama Chevron Pasific Indonesia dan Pertamina Hulu Rokan, Kamis (5/8/2021).
Dalam rapat tersebut, semua pihak mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah dilaksanakan selama dua tahun untuk mengawal alih kelola.
Sebelumnya, pada hari yang sama juga diselenggarakan rapat steering committee atau Panitia Pengarah yang dihadiri Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan jajarannya, Dirut Pertamina Nicke Widyawati, Dirut PHE Budiman Parhusip, Dirut PHR Jaffee Arizon Suardin dan jajarannya serta Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit & Presiden Direktur Chevron Pacific Indonesia Albert Simanjuntak.
“Ini adalah perjalanan panjang untuk mengawal transisi Blok Rokan. Selama dua tahun kami bekerja sama, sehingga menghasilkan banyak keputusan baik,” ujar Taslim.
Taslim menilai keberhasilan alih kelola yang dirancang SKK Migas untuk Blok Rokan merupakan model alih kelola terbaik, sehingga model tersebut juga akan digunakan oleh SKK Migas sebagai acuan untuk mengawal alih kelola wilay kerja lain.
Head of Agreement (HoA) Wilayah Kerja Rokan yang diinisiasi SKK Migas untuk mempertahankan tingkat produksi minyak pada akhir masa kontrak CPI telah berhasil merealisasi 103 sumur pengembangan.
SKK Migas berharap kegiatan pengeboran yang dilakukan CPI dapat dilanjutkan oleh PHR dengan mengebor 144 sumur pada tahun 2021, sehingga produksi dari wilayah kerja tersebut dapat dipertahankan sebesar 160 ribu barel minyak per hari.
Menurut Taslim, studi terkait Chemical EOR telah dapat diselesaikan lebih cepat, sehingga studi dinamik telah dapat diselesaikan.
Selain itu, manajemen kontrak-kontrak yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan operasi telah dapat diselesaikan, antara lain dengan melakukan mirroring kontrak sebelumnya sehingga kebutuhan barang dan jasa yang dibutuhkan telah terkontrak.
Pengadaan listrik dan uap yang menjadi salah satu isu yang diperhatikan juga telah mendapat solusi terbaik setelah Pertamina bekerja sama dengan PLN untuk menyelesaikan kontrak, termasuk kontrak pengadaan gas yang digunakan untuk mendukung operasional pembangkit.
Masalah ketenagakerjaan, kata Taslim, juga dapat diselesaikan sebagian besar pekerja CPI ditransfer ke PHR. Proses perizinan dan prosedur operasi juga sudah selesai ditransfer, sehingga dapat digunakan oleh PHR.
Masalah lingkungan juga sudah dapat diperoleh kesepakatan sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
“Awal yang baik ini semoga menjadi bekal untuk mengawal operasional Blok Rokan di bawah pengelolaan PHR. Kami berharap, produksi Wilayah Kerja Rokan dapat ditingkatkan kembali,” ungkap Taslim.