Singapura Waspadai Kualitas Udara Tidak Sehat Akibat Karhutla di Indonesia
Berita Baru, Jakarta – Badan Lingkungan Hidup Nasional (National Environment Agency/NEA) Singapura mengeluarkan peringatan bahwa kualitas udara di negara tersebut dapat memburuk menjadi tidak sehat pada akhir pekan ini, jika kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia terus berlanjut.
NEA mencatat adanya peningkatan signifikan dalam jumlah titik panas (hotspot) di Sumatra. Pada Jumat (6/10), NEA melaporkan bahwa terdapat 212 hotspot yang terdeteksi, meningkat drastis dari 65 hotspot pada Kamis (5/10/2023), dan hanya 15 hotspot sehari sebelumnya.
“Kepulan asap dan kabut teramati dari citra satelit di wilayah selatan dan tengah Sumatra. Pergeseran arah angin sore ini, dari tenggara ke selatan, meniupkan sebagian kabut tipis ke arah Singapura dan menyebabkan penurunan kualitas udara,” ujar NEA dalam pernyataannya.
Lebih lanjut, NEA mengatakan bahwa ada kemungkinan kabut asap akan memengaruhi Singapura pada akhir pekan jika kebakaran terus berlanjut. Badan ini juga mengumumkan akan mengeluarkan peringatan kabut asap harian mulai Sabtu (7/10) malam.
Peringatan kabut asap harian ini akan mencakup prakiraan Indeks Standar Pencemaran (PSI), yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk merencanakan aktivitas mereka selama 24 jam ke depan.
NEA menekankan perlunya berbagai sektor, termasuk institusi kesehatan, taman kanak-kanak, sekolah, dan tempat kerja, untuk mengambil langkah-langkah pengelolaan kabut asap jika kualitas udara memasuki kisaran tidak sehat.