Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kapal tanker minyak Pegas yang disita terlihat berlabuh di lepas pantai Karystos, di Pulau Evia, Yunani, 19 April 2022. Foto: Reuters/Vassilis Triandafyllou.
Kapal tanker minyak Pegas yang disita terlihat berlabuh di lepas pantai Karystos, di Pulau Evia, Yunani, 19 April 2022. Foto: Reuters/Vassilis Triandafyllou.

Sengkarut Sita-Menyita Kapal Tanker Iran dan Yunani



Berita Baru, Teheran – Media pemerintah Iran mengatakan bahwa Pasukan Pengawal Revolusi Iran (IRGC) menangkap dua kapal tanker Yunani di Teluk pada hari Jumat (27/5).

Penangkapan itu dilakukan tak lama setelah Iran memperingatkan akan mengambil “tindakan hukuman” terhadap Yunani atas penyitaan minyak Iran oleh Amerika Serikat dari sebuah kapal tanker yang ditahan di lepas pantai Yunani.

Penangkapan kapal tanker Yunani itu terjadi di Teluk Arab “karena pelanggaran yang dilakukan,” dengan tanpa merinci maksud “pelanggaran”.

Yunani menanggapi dengan menuduh Iran melakukan “pembajakan” setelah IRGC mengatakan mereka menangkap dua kapal tanker minyak berbendera Yunani di Teluk.

“Tindakan ini sama saja dengan tindakan pembajakan,” kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan, dengan memperingatkan warga Yunani untuk menghindari bepergian ke Iran, menurut laporan Reuters.

Duta besar Iran di Yunani memprotes pernyataan dan peringatan Kemenlu Yunani.

Langkah itu dilakukan di tengah perselisihan antara kedua negara tentang nasib kargo minyak Iran di atas kapal tanker berbendera Rusia yang disita di Yunani pada April.

Yunani mengatakan helikopter angkatan laut Iran telah mendaratkan orang-orang bersenjata di dua kapal tanker sebelumnya pada hari Jumat.

Salah satunya, Delta Poseidon, sedang berlayar di perairan internasional pada saat itu, kata Kemenlu Yunani.

Seorang juru bicara di perusahaan Polembros yang berbasis di Athena mengidentifikasi kapal tanker kedua sebagai Prudent Warrior.

“Kapal itu telah disita oleh otoritas Iran. Kami tidak memiliki komunikasi dengan mereka saat ini,” katanya kepada AFP.

Kemenlu Yunani mengatakan kapal tanker kedua berada di dekat pantai Iran ketika ditangkap.

Kemenlu juga mengatakan sembilan orang Yunani termasuk di antara awak kapal ditahan, tetapi tidak memberikan jumlah pelaut lain di dalamnya.

Kemenlu juga mengatakan Yunani telah memberi tahu Uni Eropa dan Organisasi Maritim Internasional tentang insiden itu.

Menurut laporan Al Jazeera, sebelumnya, pada hari Rabu (25/5), Yunani mengatakan akan mengirim 115.000 ton minyak Iran dari kapal tanker yang disita pada bulan April ke Amerika Serikat atas permintaan Departemen Keuangan AS, yang mengawasi penegakan sanksi terhadap Iran.

Kementerian luar negeri Iran pada hari Jumat sebelumnya menuntut agar Yunani melepaskan kapal itu, dengan mengatakan rencana pemindahan kargonya ke AS adalah “pelanggaran yang jelas” terhadap hukum internasional.

Yunani telah mengaitkan penyitaan kapal tanker di Yunani dengan sanksi yang dikenakan pada Rusia menyusul invasinya ke Ukraina pada Februari.

Sementara itu, Kemenlu Iran awal pekan ini memanggil kuasa usaha Yunani untuk memprotes.

Kemenlu Iran juga memanggil kuasa usaha Swiss, yang negaranya telah menangani kepentingan AS di Iran sejak hubungan terputus antara Teheran dan Washington setelah revolusi 1979.

Kemenlu Iran memprotes “tekanan dan intervensi pemerintah AS” yang menyebabkan penyitaan kapal oleh otoritas Yunani bulan lalu.

Anggota UE Yunani mengatakan pada saat itu sedang memberlakukan sanksi yang dijatuhkan blok itu kepada Rusia setelah invasinya ke Ukraina pada Februari.

Iran menuduh AS melakukan “pelanggaran yang jelas terhadap hukum laut dan konvensi internasional yang relevan” dan “menyerukan pencabutan segera penyitaan kapal dan muatannya”.

Perselisihan atas kapal tanker itu terjadi dengan latar belakang upaya tegang untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Iran, AS dan beberapa kekuatan dunia lainnya.

AS menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan terhadap Iran setelah Presiden Donald Trump saat itu menarik diri dari perjanjian nuklir antara Teheran dan negara-negara besar pada 2018.