Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ramadan Kesepuluh: dari #TanggaRuhani Kesabaran hingga Penerimaan

Ramadan Kesepuluh: dari #TanggaRuhani Kesabaran hingga Penerimaan



Berita Baru, Ramadan – Puasa mencapai hari kesepuluh. Oman Fathurahman masih aktif dengan utas sufinya di Twitter. Kali ini, ia sampai pada #TanggaRuhani ke-31, al-Sabr (Bersabar).

Al-Sabr Oman memahaminya sebagai keberanian untuk bertahan atau menahan diri dalam situasi yang tidak disukai, termasuk menahan untuk tidak mengadu dan tidak putus asa.

“Beberapa contoh dari sabar adalah sabar dalam menyikapi perintah Tuhan dan menghadapinya secara gagah suatu musibah,” ungkap Oman melalui pernyataan  tertulis pada Kamis (22/4).

Selanjutnya, #TanggaRuhani ke-32 adalah al-Syukr (beryukur), yakni memuji Sang Pemberi nikmat. Dalam konteks sufi, pemujaan seperti ini membantu kita untuk mudah bersyukur pada Tuhan dan lantas mengenal-Nya lebih dalam.

Ada beberapa tahapan dalam bersyukur, kata Oman. Pertama mengenali nikmat yang kita terima. Tanpa tahu dulu apa itu nikmat dan apakah kita sedang mendapatkannya, maka akan sangat susah bagi kita untuk bersyukur. Ini persis dengan bagaimana kita mau ber-istighfar jika kesalahan sendiri saja tidak tahu.

Kedua mengakuinya, yaitu pentingnya kita untuk mengakui bahwa apa yang sudah kita dapatkan selama ini adalah sebentuk nikmat dari Tuhan. Kita tahu bahwa bisa melihat mentari di pagi hari serta mencium semerbak bunga di teras rumah adalah bagian dari nikmat, tetapi kita tidak mau mengakuinya, lalu apa gunanya?

Ketiga, lanjut Oman, adalah memuji Pemberi nikmat. Tahap ini kita tidak mungkin mencapainya bila kita gagal pada dua tahap sebelumnya. Sebab perilaku memuji Tuhan mengandaikan adanya ketulusan. Tanpa pengetahuan, tanpa pengakuan, tidak akan ada ketulusan.

Adapun #TanggaRuhani ke-33 adalah al-Ridha (menerima). Oman memahaminya sebagai sikap berani untuk menerima kehendak Tuhan tanpa ragu dan pengingkaran.

Bagaimanapun keadaan kita dan di mana pun kita diletakkan oleh Tuhan, kita penting menerimanya. Sebab inilah ukuran, kita mencintai Tuhan sepenuh hati.

“Satu yang harus diingat, untuk mendapatkan rida Tuhan, kita harus rida pada-Nya dan cara untuk rida pada Tuhan adalah dengan mencintainya secara penuh, menerima segala kehendaknya,” jelas Oman.