Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

politik uang Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), Arie Sujito
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), Arie Sujito

Rakyat Perlu Diberdayakan agar Tidak Jadi Korban Politik Uang



Berita Baru, Jakarta  – Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), Arie Sujito, mengungkapkan kegalauan dan keresahan masyarakat terkait maraknya praktik politik uang dalam pemilu. Arie menekankan perlunya mengatasi tindakan politisi yang kurang proaktif, lebih suka memberi uang daripada berdiskusi, dan tidak membuat kontrak politik terkait rencana kerjanya.

“Jadi kita tidak perlu naif, cara melihat ini jangan menggunakan dimensi moralitas dalam politik, tapi lebih menggunakan pendekatan bahwa mengapa rakyat dipaksa untuk berpikir pragmatis,” ujar Arie dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram pribadinya pada Senin (15/1/2024).

Arie  menyarankan agar rakyat sadar akan nilai suaranya dan memaksa partai politik dan kandidat untuk mengukur diri mereka berdasarkan komitmen pada kepentingan mereka.

“Perlu memaksa agar partai politik atau kandidat mengukur dirinya berdasarkan komitmen itu dan mengukur rakyat berdasarkan kehendak dia mau apa? apakah dia akan membuat peraturan perundangan yang tujuannya agar kesejahteraan rakyat tercukupi, atau membuat policy atau kebijakan strategis agar rakyat tau bahwa dirinya wakil rakyat yang kelak akan menjadi partner bagi kekuasaan yang terbentuk,” tegasnya.

Selanjutnya, Arie menyampaikan bahwa reformasi tidak hanya diperlukan oleh rakyat tetapi juga oleh partai politik.  Sehingga partai juga perlu mereform diri agar para caleg yang diturunkan tidak sekadar menang, tapi benar-benar mampu mendekati rakyat bukan sekadar pakai uang.

“Agar para caleg yang diturunkan tidak sekedar menang, tapi betul-betul mampu mendekati rakyat bukan sekedar pakai duit, tapi mampu mengorganisir diri, mengakumulasi aspirasi agar selama 5 tahun mendatang itu betul-betul membuat terobosan perubahan kebijakan yang lebih bermakna, itu yang akan bisa mengikis politik uang,” tegas Arie.

“Sudahi politik uang dengan pengorganisasian rakyat dan reformasi partai agar memiliki kader yang kredibel dan pro rakyat. Demokrasi harus mendekati rakyat, dan saya yakin rakyat punya kemampuan dan harapan itu masih besar,” tutupnya.