Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Proyek Ibu Kota Baru Mesir Tetap Dilanjut di Tengah Pandemi
(Foto: Reuters)

Proyek Ibu Kota Baru Mesir Tetap Dilanjut di Tengah Pandemi



Berita Baru, Internasional — Ketika sektor ekonomi Mesir lemah disebab pandemi virus Korona, konstruksi ibu kota baru mulai terbentuk di timur Kairo dengan kapasitas penuh meski sempat dihentikan.

Reuters melaporkan bahwa tingkat aktivitas di gurun menunjukkan pentingnya proyek itu secara politik ketika pemerintah berhadapan dengah wabah.Truk-truk melintasi jalanan yang baru dibangun dan crane berjalan di atas sejumlah blok apartemen yang tidak selesai.

Dikatakan sebagai Ibu Kota Administratif Baru yang menjadi mega proyek proyek besar lainnya yang digagas Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi sebagai sumber pertumbuhan dan tenaga kerja.

Produktivitas turun ketika berbagai perusahaan memutuskan untuk beradaptasi dengan panduan kesehatan baru dan beberapa pegawai yang disarankan bekerja dari rumah masing-masing.

Akan tetapi, pemerintah tetap mempertahankan mega-proyek tersebut dan berjalan untuk melindungi tenaga kerja.

“Setelah 10 hari melambat, konstruksi kembali berjalan penuh di ibu kota baru dengan sistem sif,” terang Amr Khattab, juru bicara Kementerian Perumahan Mesir, dilansir dari Reuters, Kamis (14/5) .

“Proporsi tenaga kerja di lokasi tersebut tidak lebih dari 70%, sehingga pekerja tidak terlalu dekat,” terangnya sembari menunjukkan kawasan R5, di mana dalam kawasan tersebut terdapat 24.000 unit perumahan.

“Kami bekerja tak terlalu intensif, tapi kami memiliki dua sif.”

Sebenarnya, peluncuran proyek ibu kota baru itu sudah dilaksanakan pada 2015 silam. Kota tersebut akan didesain sebagai kota cerdas berteknologi tinggi yang akan menampung 6,5 juta orang dan mengurangi kepadatan penduduk di Kairo.

Bahkan, kota baru itu akan didirikan distrik pemerintahan dan bisnis, satu taman raksasa dan satu kawasan diplomatik yang hingga kini masih dalam perencanaan.

Diterangkan oleh pejabat senior bahwa biaya proyek itu sekitar USD58 miliar. Beberapa warga Mesir menganggap proyek itu sebuah kebanggaan. Tetapi, warga lain memandang hal itu berlebihan dan hanya menguntungkan kalangan elit saja.

Dalam hal kasus COVID-19, Mesir mengonfirmasi bahwa ada lebih dari 10.000 kasus virus Korona, tapi di kota itu, coronavirus tidak ditemukan.