Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Presiden Maduro
Presiden Maduro

Presiden Maduro: Enyahlah, Uni Eropa! Jangan Campuri Urusan Dalam Negeri Kami!



Berita Baru, Internasional – Pada 10 Juni, Mahkamah Agung Venezuela (TSJ) mengeluarkan keputusan yang memberikan batas waktu 72 jam kepada Komite Nominasi Pemilu yang dibentuk November lalu di Majelis Nasional untuk mengidentifikasi nama-nama kandidat untuk Dewan Pemilihan Nasional (CNE).

Lalu pada 12 Juni, TSJ mengeluarkan para kandidat CNE. Dan pada 15 Juni, TSJ menangguhkan dewan direksi “Accion Democratica” (AD) saat ini, sebagai salah satu partai oposisi utama dan anggota kelompok oposisi G4, dan menunjuk dewan ad-hoc.

Dengan tindakan tersebut, berarti TSJ berupaya untuk merombak komposisi CNE Venezuela dengan mengusir partai-partai oposisi.

Atas tindakan itu, pada hari Selasa (16/7), Dewan Uni Eropa (UE) memberikan rilis pers di website resminya yang mengutuk aksi tersebut.

Menurut Dewan UE, keputusan-keputusan itu mengurangi ruang demokrasi di Venezuela di tingkat terendah dan menciptakan hambatan tambahan untuk penyelesaian krisis politik yang mendalam di Venezuela.

Lebih lanjut, Dewan UE mendesak pemerintah Venezuela dan oposisi negara itu untuk terlibat dalam negosiasi yang penting dan inklusif terhadap konstitusi CNE dan mencabut larangan partai-partai oposisi.

“Semua aktor nasional harus kembali ke meja perundingan, demi kepentingan semua rakyat Venezuela, pada saat situasi kemanusiaan yang rumit menambah krisis politik,” tulis pernytaan resmi dari Dewan UE.

Namun, tak lama berselang, di hari yang sama, Presiden Maduro membalas kecaman Dewan UE dengan memperingatkan agar Dewan UE tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri Venezuela.

Presiden Maduro: Enyahlah, Uni Eropa! Jangan Campuri Urusan Dalam Negeri Kami!
Dalam foto selebaran ini yang dirilis oleh Kantor Pers Miraflores, Presiden Venezuela Nicolas Maduro, tengah, ditemani oleh Menteri Pertahanan Jenderal Vladimir Padrino Lopez, kiri, dan Komandan Operasi Strategi, Laksamana Remigio Ceballos, tiba untuk pertemuan dengan pasukan di Benteng Tiuna di Caracas, Venezuela, Kamis, 2 Mei 2019. © AP PHOTO / MIRAFLORES PRESS OFFICE / JHONN ZERPA

Kecaman dari Presiden Maduro itu muncul selama pertemuan dengan Partai Sosialis Bersatu Venezuela (PSUV), partai pengusung Presiden Maduro pada pemilihan yang akan datang untuk Majelis Nasional Venezuela.

“[…] Saya telah membuat pernyataan ke UE: kekhawatiran mengenai pandemi COVID-19, rasisme di UE, dan krisis ekonomi. Jangan main-main dengan Venezuela lagi. [Tetap] jauhi Venezuela, Uni Eropa!” tegas Presiden Maduro, dilansir dari Sputnik, Rabu (17/6).

Lebih lanjut, Presiden Maduro mengingatkan bahwa “Venezuela bukan halaman belakang.”

“Biarkan UE pergi; Terserah mau pergi ke mana, karena ini adalah waktu anak-anak [untuk siaran TV]. Enyahlah!” imbuh Presiden Maduro.

Melihat ke belakang, krisisi politik Venezuela bermula semenjak Nicolas Maduro dilantik sebagai presiden setelah terpilih kembali pada 2018.

Namun, di saat yang sama, pemimpin oposisi Juan Guaido juga menyatakan dirinya sebagai kepala negara (presiden) sementara Venezuela. Status Juan Guaido sebagai presiden sementara itu diakui oleh negara-negara UE dan terutama AS.

Sementara itu, Rusia, China, Turki, dan beberapa negara lain mendukung Maduro sebagai satu-satunya presiden Venezuela yang sah.

Pada gilirannya, Presiden Maduro menjuluki Presiden Sementara Juan Guaido sebagai boneka AS.