Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Presiden Jokowi Singgung Kode 'Pak Lurah' di Sidang MPR
Presiden Jokowi saat pidato di sidang MPR RI (Foto: Antara)

Presiden Jokowi Singgung Kode ‘Pak Lurah’ di Sidang MPR



Berita Baru, Jakarta – Sidang Tahunan MPR 2023 kembali menghadirkan kehangatan politik di tengah-tengah masyarakat. Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi sorotan dengan pernyataannya mengenai kode “Pak Lurah” yang mendapat perhatian luas dari publik.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyinggung mengenai isu Capres Cawapres dalam pemilihan berikutnya. Ia mengatakan, “Setiap ditanya soal siapa Capres Cawapres-nya. Jawabannya, ‘Belum ada arahan Pak Lurah’.”

Namun, Presiden kemudian menjelaskan bahwa “Pak Lurah” dalam kode tersebut ternyata merujuk pada dirinya sendiri. Ia mengklarifikasi bahwa dirinya bukanlah lurah, melainkan Presiden Republik Indonesia. Jokowi menegaskan bahwa penetapan Capres dan Cawapres adalah wewenang partai politik dan koalisi partai sesuai dengan Undang-Undang.

Dalam konteks ini, Jokowi memberikan pesan penting bahwa permasalahan politik tidak boleh membuat kehilangan budaya santun dan budi pekerti luhur bangsa. Ia menyampaikan keprihatinannya atas polusi budaya yang meluas, di mana kebebasan dan demokrasi sering digunakan untuk menyebarkan kedengkian dan fitnah.

“Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Fir’aun, tolol. Ya ndak apa, sebagai pribadi saya menerima saja,” ujar Jokowi.

Namun, Presiden juga mengapresiasi respons mayoritas masyarakat yang menyuarakan kekecewaan terhadap polusi budaya tersebut. Cacian dan makian yang tersebar justru menjadi panggilan untuk menjaga moralitas ruang publik dan budi pekerti bangsa.

Presiden Jokowi juga mengingatkan mengenai peluang besar yang dimiliki Indonesia, seperti bonus demografi dan internasional trust. Ia menegaskan bahwa fokus energi harus diarahkan pada upaya positif yang mendukung pembangunan dan kemajuan bangsa.

Dalam konteks internasional, Jokowi menekankan bahwa kepercayaan dari negara-negara lain juga penting. “Kemajuan Indonesia dalam diplomasi dan penanganan krisis dunia membuktikan bahwa kepercayaan internasional adalah aset berharga yang tidak bisa disepelekan,” kata Jokowi.

Dengan kebijakan-kebijakan yang cerdas dan fokus pada pembangunan, Jokowi berharap Indonesia akan meraih posisi sebagai kekuatan ekonomi dan diplomasi yang semakin kuat di dunia, sesuai dengan cita-cita Indonesia Emas 2045.