Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

PLN Komitmen Dukung Target Karbon Netral di 2060

PLN Komitmen Dukung Target Karbon Netral di 2060



Berita Baru, Jakarta – PT PLN (Persero) berkomitmen mendukung pencapaian target karbon netral pada 2060 melalui teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization, and storage (CCUS).

Bahan karbon netral adalah sistem energi yang tidak memiliki emisi gas rumah kaca bersih atau jejak karbon.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi mengatakan, pemanfaatan teknologi CCUS bisa menjadi alternatif inovasi yang berpeluang untuk dikembangkan selaras dengan proyek energi baru dan terbarukan (EBT).

“Secara umum, CCUS dapat mereduksi karbon sebesar 90 persen dari pembangkit berbahan bakar fosil. Sementara 10 persen sisanya harus kita penuhi dengan menggunakan teknologi energi baru terbarukan lain demi mencapai target net zero emission pada 2060,” kata Evy dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/8).

Menurut Evy, penerapan teknologi CCUS masih perlu dikaji terutama dari sisi investasi. Namun, investasi yang dibutuhkan diperkirakan masih memungkinkan untuk diterapkan pada pembangkit yang masih layak beroperasi milik PLN.

“PLN ingin menghadirkan listrik yang dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia, pembangkit dengan CCUS masih kami pelajari seiring dengan makin murahnya teknologi, maka opsi teknologi itu bisa menjadi pilihan,” ungkap Evy.

Evy menuturkan, PLN akan mulai memensiunkan generasi pertama PLTU batu bara pada 2030 dan dilanjutkan pada tahun berikutnya, sehingga pada 2060 seluruh PLTU batu bara digantikan pembangkit berbasis energi hijau.

“Beberapa pembangkit yang sudah berjalan akan dikonversi dengan menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, seperti implementasi program co-firing biomassa,” tuturnya.

Dia mengungkapkan, strategi lainnya terus dijalankan PLN termasuk pengkajian teknologi CCUS, memperluas penggunaan kendaraan listrik, hingga mengonversi pembangkit listrik primer tenaga diesel dan batu bara dengan pembangkit energi baru terbarukan secara bertahap.

Sementara itu, ahli CCUS dari Badan Energi Internasional Adam Baylin-Stren, optimistis teknologi tersebut akan memainkan peran penting dalam mendukung transisi energi bersih di Asia Tenggara.

Menurut Adam, selain dapat mengurangi emisi karbon, teknologi CCUS dapat mendukung peluang ekonomi baru terkait dengan produksi hidrogen dan amonia.

“Investasi masa depan pengembangan CCUS akan bergantung pada pembentukan kerangka hukum dan peraturan, serta insentif,” kata Adam.