Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pilot Susi Air Diancam Tembak Mati
Pilot Susi Air sudah satu bulan disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya. (Foto: Istimewa)

Pilot Susi Air Diancam Tembak Mati



Berita Baru, Jakarta – Pilot Susi Air bernama Philip Mark Mehrtens mendapatkan ancaman tembak mati dari kelompok kriminal bersenjata (KKB). Namun, Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz menyatakan bahwa ancaman tersebut bukan berasal dari KKB yang dipimpin oleh Egianus Kogoya, melainkan dari kelompok Jefry Pagawak.

“Kelompok yang mengungkapkan ancaman pembunuhan terhadap pilot Susi Air bukanlah kelompok Egianus Kogoya, tetapi dari kelompok Jefry Pagawak,” ujar Kasatgas Ops Damai Cartenz, Faizal Ramadhani, dalam pernyataannya yang dikutip dari CNNIndonesia.com pada hari Senin (3/7/2023).

Faizal menjelaskan bahwa KKB yang dipimpin oleh Jefry Pagawak berasal dari Intan Jaya, Papua Pegunungan. Menurutnya, video ancaman pembunuhan terhadap pilot asal Selandia Baru tersebut diunggah oleh seseorang dengan akun bernama NT.

“Video dengan ancaman pembunuhan tersebut diunggah oleh kelompok lain dengan menggunakan akun NT, yang merupakan kelompok dari Intan Jaya,” tambahnya.

Faizal menyatakan bahwa penyanderaan pilot Susi Air ini dimanfaatkan oleh beberapa kelompok lain yang menyebarkan informasi yang tidak jelas. Namun, Faizal belum memberikan rincian tentang motif di balik hal tersebut.

“Sehingga informasi yang disampaikan oleh kelompok ini sudah tidak bisa dipercaya,” ungkap Faizal.

Faizal mengungkapkan bahwa Jefry Pagawak, yang merupakan pimpinan KKB yang mengancam menembak pilot Susi Air, berada di Papua New Guinea (PNG). Jefry Pagawak telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) oleh Kepolisian Republik Indonesia.

“(Jefry Pagawak) Telah menjadi DPO Polri dalam hal ini Satgas Ops Damai Cartez,” jelasnya.

Pihak berwenang masih fokus melakukan proses negosiasi untuk membebaskan pilot Susi Air dari tangan Egianus. Namun, Faizal belum dapat mengonfirmasi kondisi terkini pilot tersebut.

“Saat ini, proses negosiasi yang dipimpin oleh Kapolda Papua dan Pangdam bersama dengan pihak gereja dan pemerintah daerah sedang berjalan, namun situasinya masih berkembang,” tegasnya.