4 Hal yang Perlu Diketahui dari Penyebaran Virus Corona Udara
Berita Baru, Internasional — Lebih dari tujuh bulan sejak kemunculan virus korona para ilmuan dan pakar kesehatan masih berusaha untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang virus korona, baik terkait penyembuhan, pembatasan dan penyebarannya.
Baru-baru ini, WHO mengumumkan bahwa terdapat bukti yang menunjukkan bahwa virus korona bisa menyebar melalui udara.
Fakta ini kemudian mengejutkan hampir seluruh dunia, mengingat WHO dulu menyebutkan COVID-19 hanya bisa bertransmisi melalui ‘tetesan’, kontak lansung dengan seseorang yang terinfeksi, kontak tidak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi tetesan, dan air liur dari batuk dan bersin.
Transmisi melalui udara dari COVID-19 pun memicu debat ilmiah, baik mengenai resikonya maupun efeknya. Karena itu, berikut 4 hal yang perlu Anda ketahui terkait transmisi udara menurut kantor berita Aljazeera:
Apa itu transmisi udara atau airbone?
Sejak menjadi darurat keehatan global, WHO menyebut bahwa virus korona menyebar melalui ‘tetesan kecil’ yang dilepaskan dari mulut dan hidung yang jatuh dari udara dalam waktu singkat, seperti batuk dan bersin.
Tetapi pada 7 Juli, WHO menyebutkan terdapat bukti bahwa virus korona juga dapat ditularkan oleh ‘tetesan yang lebih kecil’ yang disebut aerosol. Biasanya aerosol dihasilkan ketika orang-orang berteriak dan bernyanyi. Aerosol menggantung di udara lebih lama dan dapat melakukan perjalanan lebih jauh.
Apa beda transmisi udara dengan transmisi tetesan air atau droplet?
Pertama, droplet yang keluar dari saluran pernapasan seperti bersin atau batuk, berukuran lebih besar daripada aerosol. Droplet berdiameter 5-10 mikrometer sementara aerosol kurang dari 5 mikrometer.
Kedua, rentang paparan droplet lebih pendek dibandingkan aerosol. Droplet rentang paparannya sekitar 1 sampai 2 meter, sementara aerosol lebih dari 2 meter.
Sementara itu, untuk lama virus bertahan hidup, baik aerosol maupun droplet bisa bertahan sekitar 3-4 jam, tergantung suhu, kelembapan, sinar ultraviolet dan jenis partikel di udara.
Bagaimana COVID-19 menyebar di udara?
Seperti dalam transmisi droplet, aerosol dapat keluar dari tubuh dalam beberapa cara, misalnya: bernapas, berbicara, tertawa, bersin, batuk, bernyanyi dan berteriak.
Cara-cara aerosol keluar itu mempengaruhi kekuatan dan kecepatan aerosol. Misalnya, bernafas dan tertawa akan membuat kekuatan aerosol di udara berbeda, apalagi berteriak.
Penularan melalui udara juga dapat terjadi dalam prosedur medis tertentu yang melibatkan pasien yang menghasilkan aerosol, sehingga menempatkan petugas kesehatan pada risiko.
Dengan demikian, meskipun petugas medis menggunakan APD lengkap termasuk masker N95, tetap beresiko tertular virus.
“COVID-19 dapat disebarkan dengan aerosol dalam keadaan khusus meskipun menggunakan nebuliser, bronkoskopi, intubasi, gigi dan prosedur oral lainnya,’ kata Naheed Usmani, presiden Asosiasi Dokter Keturunan Pakistan di Amerika Utara (APPNA).
Bagaimana Anda bisa melindungi diri sendiri?
Pertama, gunakan masker wajah dengan benar dan menjaga jarak fisik. Kedua, hindari tempat-tempat ramai, terutama transportasi umum dan bangunan umum seperti pasar dan mal.
Ketiga, tingkatkan kualitas ventilasi (jendela, dsb) di ruang-ruang tertutup, seperti di kelas sekolah, kantor dan rumah sakit. Jika ventilasi tidak dapat ditingkatkan kualitasnya, maka pakai pembersih udara high-efficiency particulate air (HEPA) portabel atau lampu kuman ultraviolet (UV). Tidak direkomendasikan menggunakan alat lain.