Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pentagon: China dan Rusia Beri Tantangan Strategis bagi AS dan Sekutu
Sebuah pesawat Su-35 Rusia secara tidak aman mencegat sebuah pesawat patroli P-8A Poseidon yang ditugaskan untuk Armada ke-6 AS di atas Laut Mediterania, 26 Mei 2020. Para pejabat memprotes perilaku tidak aman dan tidak profesional dari pilot Rusia. Foto: Navy Courtesy Photo.

Pentagon: China dan Rusia Beri Tantangan Strategis bagi AS dan Sekutu



Berita Baru, Washington – Laksamana Angkatan Laut Charles A. Richard mengatakan pada Kamis (12/8) bahwa ancaman yang berkembang pesat dari China dan Rusia kemungkinan akan memberikan tantangan strategis bagi Amerika Serikat (AS) dan sekutu, menurut Pentagon.

“Kami menyaksikan terobosan strategis oleh China. Pertumbuhan eksplosif dan modernisasi kekuatan nuklir dan konvensionalnya hanya dapat saya gambarkan sebagai hal yang menakjubkan. Dan sejujurnya, kata menakjubkan itu mungkin tidak cukup,” katanya di Simposium Pertahanan Luar Angkasa & Rudal di Huntsville , Alabama.

Richard menyebut China dengan cepat meningkatkan kemampuan dan kapasitas nuklir strategisnya.

“Itu tumbuh dan meningkatkan kekuatan misilnya, termasuk beberapa kendaraan masuk kembali yang dapat ditargetkan secara independen. Ini termasuk rudal balistik jarak menengah, ICBM bergerak dan rudal balistik nuklir yang diluncurkan dari kapal selam,” imbuhnya.

Beijing juga mengejar senjata canggih seperti hipersonik. “Karena tantangan ini arsitektur sensor berbasis terestrial dan luar angkasa kami saat ini mungkin tidak cukup untuk mendeteksi dan melacak rudal hipersonik ini,” katanya.

Richard juga mencatat bahwa pada 2019, Beijing menguji lebih banyak rudal balistik daripada gabungan seluruh dunia. Beijing juga mengembangkan kemampuan komando dan kontrol nuklir modern dan memodernisasi pasukan konvensionalnya untuk memasukkan kapal, kapal selam, dan pesawat terbang.

“Mereka memiliki Angkatan Laut terbesar di dunia dan mereka memiliki angkatan udara terbesar ketiga di dunia,” katanya.

Sementara itu, tentang ancaman dari Rusia, Richard mengatakan bahwa Rusia terus menggunakan berbagai kemampuan yang berada di bawah ambang konflik, seperti dunia siber dan berusaha untuk memperkuat status ‘big power’.

Richar menambahkan, Rusia sedang mengejar modernisasi kekuatan konvensional dan strategisnya, dengan senjata nuklir tetap menjadi aspek dasar dari strategi Rusi. Selain itu, Rusia ‘telah merekapitalisasi lebih dari 80% dari kekuatan nuklir strategis mereka, termasuk kapasitas pengiriman hulu ledak yang diperluas’.

“Seperti China, Rusia berinvestasi besar-besaran dalam mengembangkan senjata hipersonik dan berbagai rudal lainnya,” katanya.

Menanggapi itu, dalam mencegah ancaman dari Rusia dan China, Richard mengatakan bahwa modernisasi nuklir adalah prioritas Departemen Pertahanan untuk pencegahan.

Modernisasi itu tidak hanya mencakup triad nuklir, tetapi juga termasuk investasi dalam sistem komando dan kontrol nuklir yang dilindungi dari serangan siber.

“Setiap rencana operasional di Departemen Pertahanan, dan setiap kemampuan lain yang kami miliki, bertumpu pada asumsi bahwa pencegahan strategis akan berlaku. Dan jika pencegahan strategis, dan khususnya pencegahan nuklir, tidak berlaku, tidak ada rencana kami yang lain, dan tidak ada kemampuan lain yang kita miliki akan bekerja seperti yang dirancang,” pungkasnya.