Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Penggali Kubur India Bekerja 24 Jam untuk Makamkan Jenazah
(Foto: Dunia Tempo)

Penggali Kubur India Bekerja 24 Jam untuk Makamkan Jenazah



Berita Baru, Internasional – Petugas penggali kubur di Mumbai, India, menjadi saksi kedahsyatan dampak gelombang kedua virus Corona di negara itu.

Sayyed Munir Kamaruddin, salah satu penggali kubur yang menjadi saksi, mengaku bekerja selama 24 jam akibat lonjakan kasus kematian corona di negaranya.

Dalam dua higga tiga bulan krisis Covid-19, Kamaruddin memutuskan berhenti mengenakan alat pelindung diri dan sarung tangan.

“Saya tidak takut Covid-19, saya bekerja dengan keberanian. Ini semua tentang keberanian, bukan tentang ketakutan,” kata Kamaruddin, seperti dikutip Reuters, Kamis (29/4).

Ia dan rekan-rekannya bekerja sepanjang waktu untuk mengubur korban Covid-19.

“Ini satu-satunya tugas kami. Mengambil jenazah, mengeluarkannya dari ambulans, dan kemudian menguburkannya,” ujarnya.

Kamaruddin mengatakan belum pernah libur selama setahun ini. Di tengah teriknya matahari di India dan pekerjaan yang tak kunjung henti, dia terpaksa tidak menjalankan ibadah puasa Ramadan.

“Pekerjaan saya sangat keras. Saya merasa haus. Saya perlu menggali kuburan, menutupinya dengan lumpur, perlu membawa mayat. Dengan semua pekerjaan ini, bagaimana saya bisa berpuasa?,” kata Kamaruddin.

Hanya keyakinan Kamaruddin yang membuatnya terus bertahan. Dia juga tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah dalam waktu dekat.

“Kepercayaan kami pada masjid kami sangat kuat. Pemerintah tidak akan memberi kami apa pun. Kami bahkan tidak menginginkan apa pun dari pemerintah,” tegasnya.

Sementara di New Delhi, ambulans mengantre berjam-jam untuk mengangkut jenazah ke krematorium darurat. Rumah sakit sedang kewalahan lantaran pasien terus bertambah dan pasokan oksigen tak cukup memadai.

Bahkan sejumlah krematorium di kota itu mengkremasi lebih dari 600 jenazah setiap hari selama sepekan terakhir. Hingga kini, India mencatat memiliki 18,3 juta kasus corona dengan 204.832 kematian.