Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kemenag
Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) bermitra kerja dengan Yayasan Talibuana Nusantara gelar workshop Penguatan dan Pengembangan Moderasi Beragama Berbasis Pendidikan Karakter di Hotel Le Semar Kota Serang, Selasa (30/10). (Foto: banpos.co)

Pendidikan Agama, Pionir dalam Kehidupan Berbangsa



Berita Baru, Jakarta – Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menegaskan  bahwa pendidikan agama harus jadi pionir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal itu ia ungkap dalam workshop Penguatan dan Pengembangan Moderasi Beragama Berbasis Pendidikan Karakter di Hotel Le Semar Kota Serang, Selasa (30/10) lalu.

Amrullah melihat moderasi beragama sangat penting dalam dunia pendidikan untuk memberikan pemahaman bersama dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

“Harapan saya yaitu pertama secara nasional kita hidup dapat tenang dan damai di Negara NKRI ini,” kata Amrullah.

Ia pun berharap, 40 orang lebih guru PAI yang menjadi peserta mampu mengimplementasikan nilai-nilai moderasi tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi juga dalam bermasyarakat.

“Kedua mudah-mudahan ada peningkatan dari guru-guru pendidikan agama, tidak hanya di Banten tetapi di seluruh Indonesia untuk bisa mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama tidak hanya di sekolah tetapi juga di masyarakat,” ujar Amrullah.

Dalam sambutannya, Amrullah mengapresiasi dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, salah satunya Yayasan Talibuana Nusantara sebagai lembaga mitra kerja Kemenag, yang telah mensukseskan workshop tersebut.

Amrullah menegaskan, workshop itu merupakan tindak lanjut dari Pelatihan/Bimbingan Teknis (bimtek) dan dilanjutkan dengan Training Of Trainer (TOT) yang sudah dilakukan beberapa waktu sebelumnya.

Diakhir sambutan, sebagai orang baru di Direktorat PAI, ia mengaku butuh usulan dan masukan, serta informasi-informasi terkait guru dan pengemabangan pendidikan agama islam di seluruh Indonesia.

“Karena memang inilah salah satu tanggung jawab kami selaku Direktur PAI untuk mengembangkan guru-guru PAI di seluruh nusantara bahkan juga tidak hanya penguat kompetensi tapi juga meningkatkan kesejahteraan,” tukas Amrullah.

Sementara  Dr. Endien AJ. Soefihara selaku Ketua Yayasan Talibuana Nusantara juga berharap guru-guru PAI yang menjadi peserta workshop bisa menerapkan nilai-nilai agama karena maraknya kekerasan terhadap agama baik di sekolah dan di masyarakat.

“Tabiat sifat adat istiadat hanya boleh disebut karakter bila dia berdurasi tanpa henti artinya unlimited. Tapi kalau sifat kebiasaan, adat istiadat, jati diri hanya bersifat sementara dia bukan karakter melainkan gaya hidup oleh karena harus itu tunduk pada situasi,” kata Endien.

Sedangkan Ketua Pelaksana, Tsabit Latief mengapresiasi Kemenag dan Direktorat PAI karena telah mengajak Yayasan Talibuana untuk bermitra melakukan giat penguatan moderasi yang memang sangat relevan saling dikuatkan.

Menurutnya salah satu tujuan kegiatan ini adalah melakukan kajian-kajian kebangsaan, sosial dan keagamaan.

“Salah satu kegiatan ini adalah kedepan merumuskan dan mendiskusikan apa apa yang kita bisa lakukan dalam rangka membantu penguatan moderasi beragama berbasis pendidikan dan kasus kasus yang ada di sekolah,” kata Tsabit.

Tsabit berharap akan selalu ada penguatan sinergi antara kementerian agam dengan Yayasan Talibuana, dan peserta  workshop bisa menularkan pengetahuan serta ilmunya terhadap teman sejawatnya atau kepada anak didiknya.