Pemprov Jabar akan Gelar Tes Massal Covid-19
Berita Baru, Jawa Barat – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan melaksanakan rapid test secara masal dan cepat virus Corona (Covid-19) sebagai kelanjutan program tes proaktif yang sudah dilakukan sebelumnya.
“Hari-hari ke depan, Pemprov Jawa Barat akan melanjutkan program tes proaktif yang sudah dilakukan sejak minggu lalu dengan tehnik PCR yang keluar hasilnya 5 jam,” Kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui akun Twitter resminya @ridwankamil Minggu (22/3).
Ridwan Kamil mengatakan tehnik proaktif baru ini akan dilakukan melalui metode Rapid Diagnostic Test (tes darah) dengan skala masal dan cepat (10-15 menit) dengan test kit yang dikirim oleh pemerintah pusat.
Ia juga menambahkan bahwa pemerikasan akan dilakukan dengan multi opsi. Untuk opsi pertama, kata pria yang akrab disapa Emil itu, akan turun langsung kepada masyarakat yang berkategori orang dalam pengawasan (ODP) dan pasien dalam pemantauan (PDP).
“Door to door untuk mereka yang paling harus diwaspadai (ODP/PDP) di zona kota yang dekat secara jarak seperti pola di Jakarta,” kata Emil.
Kemudian, lanjut dia, rapid test yang kedua akan dilakukan secara Drive-thru, satu persatu tanpa kerumunan untuk masyarakat umum di lapangan parkir yang sangat luas (parkiran stadion, bandara dll).
Drive-thru testing site merupakan lokasi pemeriksaan Covid-19 yang sangat luas, dimana pasien tetap berada di dalam mobil dan melewati serangkaian prosedur testing tanpa meninggalkan mobilnya. Warga yang datang harus sesui kreteria khusus dan mereka datang satu persatu sesuai jadwal (appointement).
Sementara itu, menurut Emil, teknis pemeriksaan Drive-thru menggunakan sistem antri satu persatu dengan jarak fisik dan waktu.
“Tidak ada persentuhan fisik sama sekali cukup didalam kendaraan. Dalam 10 menit, jika hasil negatif maka langsung pulang. Jika indikasi positif maka akan dilakukan prosedur lanjutan,” ungkapnya.
Kang Emil menegaskan rapid test berlaku bagi masyarakat yang masuk kriteria. Menurutnya, tidak semua warga bisa dites menggunakan rapid test ini.
“Tidak bisa semua ingin dites karena tidak mungkin. Di Korea Selatan saja dari 45 juta penduduknya, sebagai negara paling canggih tes massalnya, itu hanya 200 ribu. Jadi berbanding 45 juta. Ini harus diclearkan karena banyak masuk ke saya kapan dites karena menganggap seperti sensus jawabannya tidak, tetap ada screening dan kriteria sehingga tahu penyebaran kemana,” tuturnya. [Agus]