Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Para pelayat bereaksi di samping jenazah Mustafa Sabbah yang berusia 16 tahun, yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel, di sebuah rumah sakit di Bethlehem di Tepi Barat yang diduduki Israel pada 28 April 2023. Foto: Reuters/ Mussa Qawasma.
Para pelayat bereaksi di samping jenazah Mustafa Sabbah yang berusia 16 tahun, yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel, di sebuah rumah sakit di Bethlehem di Tepi Barat yang diduduki Israel pada 28 April 2023. Foto: Reuters/ Mussa Qawasma.

PBB Kecam Penggunaan Persenjataan Militer Canggih Israel di Jenin



Berita Baru, New York – Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB kecam penggunaan persenjataan militer canggih Israel di Jenin, karena kekerasan di kota di Tepi Barat yang diduduki itu “berisiko lepas kendali”.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk pada Jumat (23/6) sambil mengutuk penggunaan kekuatan mematikan Israel dalam serangan di kamp pengungsi Jenin yang menewaskan sedikitnya tujuh warga Palestina, termasuk anak-anak.

Pasukan Israel menyerbu kamp pengungsi Jenin pada hari Senin (19/6) untuk menangkap dua tersangka.

Apa yang terjadi selanjutnya adalah hal baru dalam 20 tahun terakhir: penggunaan helikopter serbu di Tepi Barat yang diduduki, dengan serangan helikopter menyerang kamp dan, selain menyebabkan kematian, melukai 91 orang.

Volker Turk juga memperingatkan bahwa situasinya semakin memburuk karena penggunaan persenjataan berat, dan mendesak Israel untuk menghentikan kekerasan.

“Kekerasan minggu ini di Tepi Barat yang diduduki berisiko lepas kendali, dipicu oleh retorika politik yang keras, dan peningkatan penggunaan persenjataan militer canggih oleh Israel,” kata Turk dalam pernyataannya, dilansir dari Reuters.

Ia menambahkan bahwa serangan itu merupakan “intensifikasi utama penggunaan senjata yang umumnya terkait dengan tindakan permusuhan bersenjata, bukan situasi penegakan hukum.”

Turk meminta Israel untuk mematuhi hukum internasional, dan juga menambahkan bahwa situasi saat ini hanya akan “mendorong orang Israel dan Palestina semakin dalam ke jurang yang dalam.”

“Israel harus segera mengubah kebijakan dan tindakannya di Tepi Barat sesuai dengan standar hak asasi manusia internasional, termasuk melindungi dan menghormati hak untuk hidup,” ujar Turk.

Sehari setelah serangan mematikan itu, para pemberontak Palestina menewaskan empat pemukim Israel di sebuah pom bensin antara kota Ramallah dan Nablus di Palestina.

Beberapa jam setelah penembakan tersebut, para pemukim Israel menyerbu kota-kota Palestina, membakar properti dan menghancurkan mobil, dan menewaskan seorang warga Palestina.

Serangan militer besar-besaran di kamp Jenin juga pernah terjadi di masa lalu. Pada tahun 2002, 52 warga Palestina tewas dalam serangan tersebut. Kejadian itu menjadi titik balik bagi kamp tersebut, menjadikannya sebagai simbol perlawanan bagi warga Palestina.

Oleh karena itu, kamp tersebut menjadi perhatian Israel, yang telah meningkatkan serangan militer di wilayah yang didudukinya dalam beberapa bulan terakhir di bawah pemerintahan sayap kanannya.

Lebih dari 700.000 warga Israel tinggal di permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur yang diduduki, yang direbut Israel dalam Perang 1967. Pemukiman-pemukiman tersebut tidak diakui sebagai wilayah Israel menurut hukum internasional.