Para Nenek di Afrika Selatan Menghilangkan Stereotip di Lapangan Sepak Bola

Berita Baru, Internasional – Mengenakan baju olahraga biru dan mengibarkan bendera nasional mereka, tim sepak bola Vakhegula Vakhegula Afrika Selatan berlari ke stadion untuk bersorak menjelang pertandingan pertama mereka melawan tim AS.

Itu adalah hari pertama Turnamen Sepak Bola Internasional Grannies di provinsi Limpopo, dan tim ini, sebagaimana tim lainnya yang ikut bertanding, terdiri dari wanita berusia 55 tahun ke atas.

Vakhegula berarti “nenek” dalam bahasa Tsonga yang digunakan di Afrika Selatan.

“Di usia saya, saya pikir jika saya tidak berada dalam olahraga ini, saya seharusnya duduk di kursi roda,” kata striker berusia 66 tahun bernama Flora Baloi, sebagaimana dilansir dari Reuters.

Baloi mulai bermain sepak bola pada 2017 setelah menderita radang sendi parah. Sekarang dia berkata bahwa dia tidak lagi membutuhkan pengobatan, karena latihan tersebut membuat dia sehat secara fisik dan mental.

Saat tidak berlatih bersama tim, dia suka menonton sepak bola di TV bersama suaminya dan menghabiskan waktu bersama kelima cucunya.

Turnamen, yang dijuluki Piala Dunia Sepak Bola Nenek ini adalah yang pertama diselenggarakan oleh Vakhegula Vakhegula.

Tim tersebut dibentuk pada tahun 2007 untuk meningkatkan kesehatan wanita setempat, dan ini mengarah pada pembentukan tim sepak bola nenek-nenek  lain di seluruh negeri.

Turnamen empat hari itu akan mempertandingkan setidaknya 15 tim, dari Afrika Selatan dan negara-negara lain termasuk Zambia, Zimbabwe dan Mozambik.

Beberapa tim juga telah datang dari jauh seperti Prancis dan Amerika Serikat.

“Kami menyukainya. Itu sangat berarti bagi kami. Ini adalah komunitas, itu membuat kami sehat,” kata pemain AS, Mo Kelly yang berusia 64 tahun.