Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Bendera Taiwan. Foto: Reuters.
Bendera Taiwan. Foto: Reuters.

Mulai Tegas, China Akan Menahan Para Pendukung Pro-Kemerdekaan Taiwan



Berita Baru, BeijingChina akan menahan para pendukung pro-kemerdekaan Taiwan dengan pidana seumur hidup, kata juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, Jumat (5/11).

Langkah ini merupakan pertama kalinya China secara konkret memberikan hukuman bagi orang-orang yang dianggap pro-kemerdekaan Taiwan di tengah ketegangan meningkat antara China daratan dan Taiwan, sebuah pulau yang diklaim China sebagai miliknya.

Kantor tersebut juga menyebut Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang, Ketua Parlemen You Si-kun dan Menteri Luar Negeri Joseph Wu sebagai orang-orang yang ‘keras kepala pro-kemerdekaan Taiwan’, dan mengumumkan untuk pertama kalinya telah menyusun daftar orang-orang yang masuk ke dalam kategori ini.

China akan memberlakukan hukuman pada orang-orang dalam daftar, dengan tidak membiarkan mereka memasuki China dan Daerah Administratif Khusus China di Hong Kong dan Makau, kata juru bicara Zhu Fenglian dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat dilansir dari Reuters.

Orang-orang yang masuk daftar hitam tidak akan diizinkan untuk bekerja sama dengan entitas atau orang-orang dari China daratan, juga perusahaan atau entitas yang mendanai mereka tidak akan diizinkan untuk mengambil untung dari China daratan, katanya.

Politisi Taiwan sebagian mengandalkan sumbangan dari perusahaan untuk mendanai kampanye pemilihan mereka. Banyak perusahaan Taiwan memperoleh keuntungan dari melakukan bisnis dengan China daratan.

Bahkan, puluhan ribu orang Taiwan saat ini bekerja di China daratan.

China juga akan mengambil “tindakan lain yang diperlukan” terhadap orang-orang ini, kata Zhu.

Dia mengatakan pesan yang ingin dikirim China kepada pendukung kemerdekaan Taiwan adalah: “Mereka yang melupakan leluhur mereka, mengkhianati tanah air dan memecah belah negara, tidak akan pernah berakhir dengan baik dan akan ditolak oleh rakyat dan dihakimi oleh sejarah.”

Dewan Urusan Daratan Taiwan tidak segera menanggapi permintaan komentar.