Monumen Ratu Agro Kebun Pak Inggih, Destinasi Wisata Baru di Sekapuk Gresik
Berita Baru, Gresik – Kabupaten Gresik memiliki destinasi wisata baru, wahana wisata tersebut lagi-lagi dibangun oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Sekapuk Kecamatan Pangkah.
Wisata kedua setelah Selo Tirto Giri (Setigi) yang diberi nama Monumen Ratu Agro Kebun Pak Inggih (KPI) itu baru saja diresmikan pada Selasa (12/10). Berdirinya wisata Monumen Ratu Agro KPI sebagai wujud inovasi, torehan sejarah, serta komitmen Kades Sekapuk Abdul Halim (AHA) bersama seluruh jajaran perangkat dan masyarakat dalam membangun desa.
“Dibangunnya Monumen Ratu Agro ini memiliki tujuan agar nantinya para pengunjung mudah mengingat agrowisata KPI (Kebun Pak Inggih),” ujar Kades Sekapuk Abdul Halim saat meresmikan Monumen Ratu Agro KPI bersama seluruh perangkat desa, BPD, Bumdes, PKK, RT/RW, Pokdarwis dan Karang Taruna.
Makna Ratu Agro, kata dia, yakni Ratu merujuk pada dua hal, pertama wanita yang memimpin atau istri pemimpin. Namun maksud disini dengan harapan wisata ini bisa menyajikan kecantikan tata ruang, dan keanggunan taman yang tertata rapi agar pengunjung lebih santai.
Sementara makna Agro yaitu tanah, dengan harapan agar semangat masyarakat dan pengunjung membuat tanah yang kami bangun ini bisa lebih produktif dan lebih bermanfaat dari sebelumnya.
Masih lanjut Abdul Halim, makna detail bangunan dari Monumen Ratu Agro. Ada anak tangga yang berjumlah sebelas (sewelas), menggambarkan setiap menapaki langkah untuk naik ke atas harus dapat ‘welasan’ (izin/dukungan) dari lingkungan dan dari yang Maha Berkehendak.
“Di Monumen Ratu Agro ada tiga titik surya bergambar Trisula yang bermakna sebagai pengingat kita bersama, ‘Trisula’ yakni sebuah tombak bermata tiga, yang maksudnya adalah bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu. Sekaligus tiga sifat penting yang harus diterapkan untuk menjalani proses, yaitu benar, lurus, dan jujur,” bebernya.
Tugu utama dengan jumlah 9 tingkat/pilar untuk mengingatkan jika tlatah ini berada di kawasan dakwah 9 wali (wali songo).
Tugu 4 yang mengelilingi dan satu tugu utama ( berjumlah 5 tugu ) menggambarkan 4 arah mata angin, sehingga kita bisa melangkah dengan tepat dan tidak lupa dengan kiblat.
“Jumlah lima tugu itu mengingatkan 5 waktu dengan keutamaan sholat subuh, bumi seisinya akan diserahkan untuk kita yang menunaikan,” beber Kades yang berhasil mengubah Desa Tertinggal menjadi Desa Miliarder ini.
Kemudian air mancur kelopak bunga dengan tujuh (pitu) tumpuk itu untuk mengingatkan sehebat apapun diri kita masih butuh pitulung, pitutur, pituduh, serta sumber itu adalah pemberian yang Kuasa, kapan pun bisa melimpah dan sebaliknya.
Mengingat area KPI dulunya dikenal tidak ada sumber, bahkan dulunya ada perkampungan sampai pindah, sebab hilangnya sumber air.
“Dari simbol tersebut, kita ingatkan kebesaran-Nya dan bersyukur kita punya 7 panutan dalam memahami kebenaran, yakni Rosul beserta empat sahabatnya Abubakar, Umar, Usman, Ali dan empat Madzab Imam Syafii, Maliki, Hambali, dan Hanafi) serta adanya waktu 7 hari, langit 7 lapis, bumi 7 lapis, dan air 7 warna,” pungkasnya.