Merangkum The Tinder Swindler: Kekuatan Para Korban Hadapi Aksi Penipuan
Berita Baru, Entertainment – Film dokumenter Netflix The Tinder Swindler (2020) tak habis-habisnya menjadi bahan diskusi di kalangan penyuka film. Terutama, karena The Tinder Swindler memaparkan ngerinya penipuan yang melibatkan kerugian hingga jutaan dolar. Fakta bahwa kisah ini bukan rekaan alias benar-benar terjadi mengingatkan kita untuk lebih waspada dalam menggunakan aplikasi kencan online.
Berikut rangkuman cerita dalam The Tinder Swindler spesial buatmu.
Upaya Mencari Cinta
Terdapat tiga perempuan yang menjadi narasumber dalam film The Tinder Swindler. Pertama, dibuka dengan sharing Cecilie Fjellhøy. Perempuan yang tinggal London ini menggunakan aplikasi Tinder untuk mewujudkan mimpinya memiliki kisah cinta yang ‘magical’ dan hubungan jangka panjang.
Pertemuannya dengan Simon terjadi begitu saja lewat aplikasi. Berawal dari chat, pria asal Israel itu lalu mengajak Cecilie bertemu dan berkeliling menggunakan jet pribadi. Simon memperkenalkan dirinya sebagai seorang putra raja berlian, Simon Leviev.
Seiring berjalannya hubungan mereka, Simon berencana tinggal bersama Cecilie dan pindah ke sebuah hunian baru yang super nyaman. Cecilie sangat bahagia, namun ia menyadari hubungan ini ‘too good to be true.’
Hingga suatu hari, Simon sulit dihubungi. Katanya, pekerjaan di bidang berlian itu rentan ancaman. Ia mengabarkan dirinya dan bodyguard-nya, Peter, terluka parah. Dengan alasan kartu bank-nya tak bisa diakses demi alasan keamanan, ia meminjam uang dari Cecilie.
Jumlah uang itu terus bertambah. Cecilie awalnya tak curiga karena bidang pekerjaan Simon melibatkan perputaran dana yang besar. Sampai akhirnya, Cecilie tak punya uang dan dimanipulasi oleh Simon untuk mengambil pinjaman dari bank dan membuat kartu kredit baru untuk ‘membantu’ kekasihnya itu.
Di saat serupa, Simon tengah menjalin relasi dengan perempuan lain. Pernilla Sjoholm, perempuan yang menetap di Stockholm, Swedia, bertemu Simon melalui Tinder. Secara personal, Pernilla menggunakan aplikasi tersebut untuk menjadi pria yang humoris dan dapat berbagi hidup dengannya. Simon merupakan pria yang menurutnya nyaman dan mengasyikkan untuk diajak bicara.
Dari Pernilla, kita mengetahui sisi lain kehidupan Simon. Ia bukan hanya ‘kaya dan pekerja keras’, tapi juga suka berpesta dan menjalani kehidupan yang super glamor. Pertanyaannya, dari mana sumber uang itu? Jawabannya bisa diduga: Cecilie, atau malah perempuan lain yang jadi korban manipulasi Simon.
Eskalasi Konflik dalam The Tinder Swindler
The Tinder Swindler berlanjut dengan perasaan Cecilie yang mulai menyadari kejanggalan sikap Simon. Meski ia menyayangi pria itu, namun Simon mulai mencurigakan. Apalagi ketika Cecilie meminta Simon mengembalikan uangnya, pria itu mengaku sudah mengirim namun proses pengiriman bermasalah.
Nyatanya, Simon memberikan bukti transfer palsu. Ujungnya, bisa ditebak: Cecilie tak pernah mendapatkan uangnya kembali.
Bukan hanya mendadak miskin dan terlilit hutang besar, Cecilie juga mengalami mental breakdown hingga berkonsultasi pada psikiater.
Saat uangnya menipis pasca-digunakan untuk membayar sejumlah kebutuhan glamornya, Simon melakukan tipuan serupa kepada Pernilla. Ia mengaku diserang dan membutuhkan uang segera karena kartunya tak bisa digunakan. Karena rasa peduli pada kawan pria yang sering mengajaknya berlibur dan berpesta, Pernilla tentu saja meminjamkannya.
Hingga akhirnya ia sadar, ia kena tipu.
Cecilie, di sisi lain, mulai didatangi oleh pihak American Express selaku pemberi pinjaman. Cecilie menceritakan kisahnya. Ternyata, nama Simon tak asing bagi penyedia layanan keuangan seperti mereka. Cecilie bahkan diberikan satu petunjuk lewat sebuah artikel mengenai pria Israel bernama asli Shimon Yehuda Hayut.
Pertanyaannya, jika kasus ini tak asing bagi American Express dan Shimon diketahui melakukan banyak penipuan, apakah sudah ada upaya untuk menghentikan aksinya?
Cecilie tak bisa berhenti. Hidupnya yang sudah terlanjur sengsara akibat menghutang demi pria yang ternyata penipu. Ia berusaha mencari keadilan. Tapi, polisi tak banyak membantu. Ia pun mendatangi media lokal Norwegia bernama Verdens Gang untuk menceritakan kisahnya.
Perluasan upaya ini membawa Cecilie mengetahui adanya wanita asal Finlandia yang pernah menjadi korban sebelumnya di tahun 2016, sementara Cecilie dan Pernilla menjadi korban diantara tahun 2017 hingga 2019.
Jurnalis investigasi Verdens Gang pergi ke Israel untuk langsung menemui keluarga Shimon. Mereka bertemu dengan ibu Shimon, namun sang ibu mengatakan ia tak mengenal Shimon lagi, terutama karena anak itu telah mengubah namanya.
Setelah melakukan penelusuran ke kantor polisi di Israel, tim jurnalis mengetahui bahwa Shimon telah melakukan penipuan sejak di Israel dan pernah mendapatkan hukuman. Shimon juga mempunyai banyak nama, terus-menerus memalsukan paspor, serta punya banyak masalah hukum.
Di saat Cecilie dan tim jurnalis berjuang, Pernilla kembali jadi target penipuan Shimon. Pernilla mengalami stres karena “harus” memberi uang pada pria itu, hingga akhirnya Shimon menawarkan koleksi jam tangan mahalnya sebagai ganti.
Dengan bantuan mediasi dari Verdens Gang, Cecilie bertemu dengan Pernilla. Pernilla kemudian menelepon Shimon dan mengungkapkan emosinya akibat ditipu oleh orang yang ia percaya.
Pernilla dan Cecilie bergerak bersama untuk mencari keadilan. Ini jelas bukan jalan yang mudah, karena ketika Verdens Gang merilis berita mengenai penipuan tersebut, kedua perempuan itu tak luput dari bulan-bulanan netizen. Mereka dilabeli ‘mata duitan’ dan dianggap bodoh karena bisa-bisanya tertipu.
Kekuatan Para Perempuan
Ayleen Charlotte, perempuan asal Amsterdam, Belanda, ditengarai merupakan “kekasih” terakhir Shimon. Dalam film The Tinder Swindler, Ayleen mengaku telah berpacaran selama 14 bulan dengan Shimon, bahkan berencana melanjutkan hubungan ke jenjang serius.
Skema yang sama ia alami, namun Ayleen lebih waspada. Ia mengetahui aksi penipuan pacarnya itu melalui artikel The Tinder Swindler yang ditilis oleh Verdens Gang. Dalam rilis itu dipaparkan bagaimana Shimon merayu dan menipu perempuan dan menampilkan diri sebagai sosok yang ramah dan baik hati, serta mendekati perempuan menggunakan perjalanan dengan jet pribadi, menginap di hotel mewah, hingga makan malam fantastis.
Ayleen mulai memahami skema penipuan yang diberitakan dalam liputan The Tinder Swindler sama dengan perlakuan Shimon kepadanya. Ia pun menanyakan kebenaran berita itu pada Shimon, namun Shimon mengatakan dirinya tak bersalah dan meminya Ayleen memercayainya.
Lalu Ayleen sadar, dirinya berada dalam posisi yang kuat untuk membalas dendam. Kejahatan Shimon telah terendus publik, dan Ayleenlah satu-satunya yang Shimon punya. Tapi, bagaimana memberi pelajaran pada pria itu? Bagaimana agar si penipu berhenti melakukan aksinya? Bagaimana, menipu si penipu?
Ayleen pun mengambil kendali, ia mengatakan dirinya percaya pada kisah Shimon. Ia menawarkan untuk membantu menjual barang-barang mewah Shimon demi mendapatkan uang yang sangat besar. Shimon jatuh dalam perangkap itu. Ayleen menjual barang tersebut melalui ebay, dan mendapatkan ribuan dolar.
Namun tak sedikitpun ia berikan kepada Shimon, ia pria itu berkali-kali mengubungi Ayleen dengan nada marah. Ayleen, tentu saja, tidak peduli. Ia mengulur waktu dengan mengatakan belum bisa memberikan uang itu pada Shimon.
Hingga akhirnya, mengetahui Shimon akan berpindah negara, Ayleen memastikan tak boleh ada korban lagi setelah ini. Ia pun menghubungi kepolisian. Aksi Shimon menjelajah Eropa dan menipu para perempuan berakhir ketika di tahun 2019, ia ditangkap Interpol di Yunani setelah ketahuan memalsukan paspor.
Sejumlah narasumber yang dihadirkan dalam dokumenter ini menyebutkan, Shimon melakukan pendekatan emosional kepada para sasaran korbannya. Koneksi yang secara emosional terbangun itu menjadikan Pernilla dan Cecilie, misalnya, menyayangi Shimon sebagai sahabat hingga kekasih.
Pelajaran penting bagi semua orang yang tengah mencari pasangan hidup atau menjalin relasi dengan orang lain: kenali tanda-tanda red flag yang mengindikasikan kekasih atau temanmu itu bersifat toxic. Ketika ia melakukan gaslighting, meminjam uang dalam jumlah besar berkali-kali, bahkan menghujanimu dengan love bombing seperti Shimon di awal masa kenalannya dengan para perempuan di fim The Tinder Swindler ini, maka kamu harus waspada.
Kamu juga bisa membaca penjelasan psikolog dan penulis buku Pingkan Rumondor mengenai love bombing melalui tautan berikut ini.
Saksikan The Tinder Swindler di Netflix.