Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Foto: CC BY-SA 2.0 / The Official CTBTO Photostream / Nuclear Test
Foto: CC BY-SA 2.0 / The Official CTBTO Photostream / Nuclear Test

Medvedev Tegaskan Rusia Akan Melakukan Apapun Untuk Cegah Bencana Nuklir dan Perang Dunia Ketiga



Berita Baru, Moskow – Di tengah rasa saling tidak percaya antara Barat dan Rusia, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev tegaskan Rusia akan melakukan apapun untuk cegah bencana nuklir dan perang dunia ketiga, Minggu (25/12).

Dmitry Medvedev mengatakan ketegangan global kemungkinan akan berlanjut “tanpa batas waktu” sampai Rusia menerima jaminan keamanan yang diperlukan.

“Jika kami tidak menerimanya [jaminan keamanan yang sesuai], ketegangan akan berlanjut tanpa batas waktu. Dunia akan terus terhuyung-huyung di ambang perang dunia ketiga dan bencana nuklir. Kami akan melakukan segalanya untuk mencegahnya,” kata Medvedev kepada surat kabar Rusia Rossiyskaya Gazeta, dikutip dari Sputnik.

Pada 3 Desember, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa arsitektur keamanan masa depan Eropa setelah penyelesaian damai di Ukraina harus mencakup jaminan keamanan untuk Rusia.

Politisi tersebut melanjutkan dengan mengatakan bahwa Rusia “tidak memiliki apa-apa” untuk dinegosiasikan dengan Barat karena kepercayaan telah dirusak dan peristiwa yang terjadi pada tahun 2022.

Rusaknya kepercayaan itu membuat Rusia dan Barat hilang kesempatan untuk mengadakan dialog dengan rasa saling percaya.

Medvedev menambahkan bahwa upaya NATO untuk memperluas ke arah timur adalah “persiapan untuk berperang dengan Rusia.”

Sebelumnya pada bulan Desember, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan bahwa Rusia masih siap untuk kembali membahas jaminan keamanan jika Barat tertarik.

Rusia merujuk proposalnya tentang jaminan keamanan ke Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya pada Desember 2021.

Dokumen tersebut mencakup jaminan bahwa NATO tidak akan memperluas lebih jauh ke timur, terutama mengacu pada potensi aksesi Ukraina, dan ketentuan tentang non-pengerahan senjata ofensif, termasuk yang nuklir.

Negara-negara AS dan NATO mengatakan tuntutan Rusia mengenai perluasan aliansi tidak dapat dipenuhi karena blok tersebut berkomitmen pada kebijakan pintu terbukanya.