Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ledakan Beirut
Mantan Anggota Mahkama Konstitusi atau ‘Knesset’ Israel, Moshe Zalman Feiglin dengan gembira memuji ledakan dahsyat di Beirut pada hari Selasa (4/8) sebagai ‘hadiah’ dari Tuhan pada saat festival Yahudi Tu B’Av. Foto: Safa/MEMO.

Mantan MK Israel Sebut Ledakan Beirut Sebagai ‘Hadiah dari Tuhan’



Berita Baru, Internasional – Mantan Anggota Mahkama Konstitusi atau ‘Knesset’ Israel, Moshe Zalman Feiglin dengan gembira memuji ledakan dahsyat di Beirut pada hari Selasa (4/8) sebagai ‘hadiah’ dari Tuhan pada saat festival Yahudi Tu B’Av.

Ledakan di Beirut itu telah membuat ribuan orang mengalami cedera dan luka ringan dan setidaknya 200 orang meninggal. Puluhan bangunan juga terlihat hancur setelah ledakan.

Feiglin bersyukur kepada Tuhan bahwa ledakan mematikan itu terjadi di Beirut, dan mengklaim ledakan itu tepat pada waktunya untuk acara Tu B’Av.

Tu B’Av adalah sebuah hari raya kecil umat Yahudi. Di Israel pada zaman modern, hari raya tersebut dirayakan sebagai hari raya kasih, mirip dengan Hari Valentine. Hari raya tersebut dikatakan merupakan hari besar untuk perkawinan.

“Hari ini adalah Tu B’Av, hari yang penuh kegembiraan, dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan dan semua jenius dan pahlawan yang benar-benar (!) Telah mengatur untuk kami perayaan yang luar biasa ini untuk menghormati hari cinta,” kata Feilign, dikutip dari Middle East Monitor, 5 Agustus.

Ledakan itu awalnya dikaitkan dengan pengiriman kembang api, tetapi kemudian terungkap ada 2.750 ton amonium nitrat yang sangat eksplosif yang tersimpan di gudang yang menyala, menyebabkan ledakan besar.

Namun Feilign berspekulasi bahwa ledakan itu bukanlah kecelakaan, karena ia memiliki ‘pengalaman’ dalam bahan peledak.

“Anda tidak benar-benar percaya bahwa ini adalah gudang bahan bakar yang berantakan, ya? Apakah Anda mengerti bahwa neraka ini seharusnya menimpa kita sebagai hujan rudal ?! Saya punya pengalaman dengan bahan peledak. Ledakan terbesar yang saya alami adalah 2,5 ton TNT,” katanya.

“Apa yang kami lihat kemarin di Pelabuhan Beirut jauh lebih besar. Efek destruktif (tanpa radiasi) seperti bom nuklir,” imbuhnya.

Dalam wawancara dengan radio lokal, mantan Knesset dari Partai Likud itu mengatakan dia berharap Israel bertanggung jawab atas ledakan itu, dan bahwa dia diizinkan untuk ‘bersukacita’ bahwa itu adalah Beirut dan bukan Tel Aviv.

“Jika itu kami, dan saya berharap itu kami, maka kami harus bangga akan hal itu, dan dengan itu kami akan menciptakan keseimbangan teror. Dengan menghindari mengatakan ini adalah kita – kita menempatkan diri kita di sisi gelap moralitas,” terangnya.

“Kita semua diizinkan untuk bersuka cita karena bom itu meledak di pelabuhan Beirut dan bukan di Tel Aviv,” imbuhnya.

Sebuah gudang di Beirut meledak pada 4 Agustus, melukai ribuan orang dan menewaskan sedikitnya 100 orang, dengan jumlah kematian meningkat.