Malawi Temukan Kasus Polio Liar, WHO Kerahkan Tim Respon Cepat

Berita Baru, Lilongwe – Pertama kalinya sejak lima tahun di Afrika, Malawi umumkan wabah polio setelah seorang anak kecil mengidap polio di ibu kota Lilongwe, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis (17/2).

“Menyusul deteksi polio liar di Malawi, kami mengambil tindakan segera untuk mencegah potensi penyebarannya,” kata pernyataan WHO.

WHO mengatakan strain yang ditemukan pada anak di Lilongwe tersebut terkait dengan yang beredar di Pakistan, di mana virus itu tetap menjadi endemik.

Penyakit ini tetap endemik tidak hanya di Pakistan, tetapi juga di Afghanistan.

Afrika dinyatakan bebas polio liar pada Agustus 2020, dan WHO mengatakan bahwa kasus baru itu tidak memengaruhi status itu.

“Selama polio liar ada di mana pun di dunia, semua negara tetap berisiko mengimpor virus,” kata Dr Matshidiso Moeti, direktur regional WHO untuk Afrika.

WHO juga mengatakan pihaknya akan memberikan bantuan kepada otoritas kesehatan di Malawi untuk melakukan penilaian risiko dan respons wabah, serta mengerahkan “tim respons cepat” Global Polio Eradication Initiative (GPEI).

Selain bantuan dalam melakuka penilaian resiko, WHO juga akan memberikan bantuan untuk meningkatkan imunisasi tambahan.

“Kasus terakhir virus polio liar di Afrika diidentifikasi di Nigeria utara pada 2016 dan secara global hanya ada lima kasus pada 2021. Setiap kasus virus polio liar adalah peristiwa penting dan kami akan mengerahkan semua sumber daya untuk mendukung respons negara,” kata Dr Modjirom Ndoutabe, koordinator polio di Kantor Regional WHO untuk Afrika, dikutip dari Aljazeera.

Polio adalah penyakit yang sangat menular dan sangat melemahkan. Virus polio biasanya menyebar melalui air atau makanan yang terkontaminasi.

Virus polio menyerang sistem saraf, dapat menyebabkan kelumpuhan total dalam beberapa jam.

Miliarder filantropis Bill Gates, yang melakukan kunjungan pertamanya ke Pakistan, mengatakan pada hari Kamis bahwa upaya vaksinasi polio yang berkelanjutan dan berkelanjutan di kedua negara kemungkinan akan menentukan apakah dunia akan dapat sepenuhnya memberantas virus tersebut.

Sejak 1988, kasus virus di seluruh dunia telah turun 99 persen, dari lebih dari 350.000 menjadi hanya lima kasus di Afghanistan dan Pakistan tahun lalu, menurut data GPEI.