Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Lindungi Lahan Pertanian, DPRD dan Pemkab Gresik Susun Perda LP2B

Lindungi Lahan Pertanian, DPRD dan Pemkab Gresik Susun Perda LP2B



Berita Baru, Gresik — Guna memberikan proteksi atau perlindungan lahan pertanian agar tidak mudah terjadi alih fungsi, DPRD dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Daerah telah menelurkan peraturan daerah (Perda) tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Hal itu disampaikan Ketua DPRD Gresik Abdul Qodir saat menghadiri dialog publik bertajuk “Petani Di Persimpangan Jalan (Antara Godaan Alih Fungsi Lahan dan Minimnya Kesejahteraan)” yang digelar oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Kota (Forkot) di rumah makan bandeng Elan dua, Senin (03/05).

Menurut Qodir, Perda tersebut mengatur terkait larangan mengalihfungsikan lahan pertanian yang masuk dalam wilayah Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dengan alasan kepentingan apapun. Adapun penerapannya hanya tinggal menunggu Peraturan Bupati (Perbup) diterbitkan oleh Bupati Gresik.

“Dalam perda tersebut diatur bahwa lahan pertanian yang masuk dalam perda (LP2B) tidak boleh dialihfungsikan untuk apapun demi keberlangsungan produktifitas lahan pertanian untuk menyangga kedaulatan pangan,” ungkap Qodir.

Selain itu, Qodir menyarankan agar Perda Rencana Detail Tata Ruang kabupaten atau kota (RDTR) segera disusun oleh pemerintah daerah. Sebab, bila hanya mengandalkan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten, Perlindungan lahan pertanian dari problem alih fungsi akan kurang efektif.

“PDRB (Produk domestik regional bruto) kita yang terbesar masih pertanian, baru industri. Nah karena pangan adalah hal pokok maka harus diptoteksi,” tutur ketua DPC PKB Gresik itu.

Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani mengaku telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menambah ketersediaan pupuk petani. Sebab selama ini, permasalahan tersebut masih jadi keluhan para petani.

“Salah satunya problem ini adalah soal pupuk, terutama ketersediaan pupuk subsidi yang kemarin dalam e-RDKK 2021 hanya diacc 30 persen oleh pemerintah pusat,” tuturnya.

Bupati Gus Yani tak ingin pemerintah daerah tinggal diam. Sebagai langkah awal, Gus Yani sapaan akrab Fandi Ahmad Yani menyatakan siap menebus pupuk non subsidi, kemudian disalurkan kepada petani dengan harga subsidi.

“Salah satunya dengan subsidi pupuk dari pemerintah daerah, dari APBD. Kita akan uji coba dengan menebus pupuk non subsidi, lalu disalurkan kepada petani dengan harga subsidi sehingga bisa menambah ketersediaan pupuk terjangkau,” tutur Gus Yani.

Ditambahkan Dr Herman Maulana, salah satu praktisi dan pakar inovasi pertanian ini menuturkan bahwa untuk menghasilkan varian tanaman yang unggul dan lebih produktif serta peremajaan lahan melalui pupuk organik diperlukan inovasi dan riset. Untuk itu, Herman menekankan adanya kerjasama antar corporate (terutama di bidang pertanian dan produk turunannya) dan petani yang difasilitasi Pemerintah Daerah.

“Agar program yang dicanangkan bisa berkelanjutan dan tidak membebani APBD, baiknya menggandeng swasta dibidangnya,” pesan Herman.

Lebih jauh, praktisi yang menemukan bibit unggul durian tanpa musim bersama petani dampingannya itu memamerkan hasil riset tanaman lada yang tahan air dan lebih kuat. Dengan harapan hasil uji cobanya dapat diadopsi Pemerintah Kabupaten Gresik.

“Telah kami lakukan (penanaman) di Bawean dan Bungah,” papar Herman.

Dalam kesempatan itu, kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik Eko Anindito Putro menjelaskan, pemerintah Kabupaten Gresik di era kepemimpinan Bupati Gus Yani saat ini mempunyai program Gresik Agropolitan yang akan melibatkan petani dengan sistem produksi dan pemasaran terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Dia optimis, melalui pogram itu integrasi sistem pertanian agar semakin meningkatnya produktifitas hasil tani dengan biaya bahan baku yang lebih ekonomis akan terwujud.

“Sesuai program nawakarsa Pak Bupati, salah satunya Gresik Agropolitan, kita akan integrasikan sistem pertanian seperti sistem industri, namun petani tidak perlu mengeluarkan biaya terlebih dahulu. Kita ajak industri bidang pertanian di Gresik terlibat, begitu juga industri yang membutuhkan bahan baku dari hasil pertanian, kita akan ajak menyerap bahan baku dari petani di Gresik,” urai Eko.

Sebagai informasi, kegiatan tersebut juga dihadiri  puluhan pimpinan dan perwakilan LSM, Ormas, Organisasi Mahasiswa, serta tamu undangan lainnya.