Launching Buku “Amang Genggong”, Kris Aji: Kado untuk Sang Maestro Harmonika
Berita Baru, Gresik – Sejarawan asal Gresik, Kris Adji AW melaunching buku yang berjudul “Amang Genggong”. Launching buku tersebut bertepatan dengan ulang tahun Literasi Masyarakat Pecinta Sejarah Gresik (Mataseger) ke-10 di Senja Jingga Caffe Jalan Awiekon Kecamatan Kebomas, Gresik, Sabtu (21/11).
Dalam buku itu, Kris menuliskan biografi atau perjalanan kehidupan Maestro Harmonika asli putra daerah Gresik, H. Amang Abdurahman Chadry atau akrab disapa Amang Genggong yang telah tutup usia pada 17 Juli 2020 lalu, Pak Amang wafat diusia 81 tahun.
Menurut Kris, Amang Genggong adalah salah satu ikon seniman Gresik. Sebab, dedikasi Amang melalui alat musik harmonika sudah mendarah daging. Pada lomba harmonika tingkat nasional yang diadakan Radio Suzana Surabaya, beberapa kali Amang berhasil tampil sebagai juara pertama.
Selain itu diakhir Tahun 2004, Amang bersama beberapa rekannya seperti H. Buchori (70), H. Imang AW (50) dan Mardi Luhung (40) yang tergabung dalam Komunitas Ongkeg Gresik sempat menggelar pertunjukan musik di Warung Apresiasi Jakarta.
“Pak Amang adalah icon kesenian Gresik, beliau banyak menorehkan sejarah dunia seni dan banyak mengajarkan ilmu bagi para pelaku kesenian di Kabupaten Gresik ini, didalam buku ini tidak hanya memuat tentang biografi Pak Amang, tetapi juga memuat tentang semua kesenian di Gresik, karena Pak Amang semasa hidup bersinggungan langsung dengan para pelaku seniman,” kata Kris.
Kris menjelaskan, awal mula dirinya menulis buku ini adalah sebagai kado untuk Amang Genggong yang tidak lain merupakan teman karibnya.
“Saya mulai menulis sejak 7 Juli 2020, waktu itu pertama kali Pak Amang yang meminta, kemudian saya tulis karena Pak Amang merupakan teman karib saya sejak tahun 80-an, jadi buku ini adalah kado untuk Sang Maestro Harmonika,” bebernya.
Semasa hidup, Amang Genggong terkenal sebagai Maestro Harmonika, Cak Amang kerap berkeliling kota Gresik dengan sepeda onthel, kepiawaiannya dalam memainkan alat musik harmonika bahkan membuat Bobby Chen (sebelum meninggal, red), salah satu musisi jazz mengajak Amang berkolaborasi di salah satu konsernya.
“Pak Amang sangat piawai memainkan harmonika, Bahkan Pak Amang bisa sekaligus memainkan tiga nada yakni melodi, bas dan ritem hanya dengan satu harmonika, namun sayangnya, Pemerintah Kabupaten Gresik tak pernah memberikan perhatian kepada Pak Amang maupun pelaku kesenian yang lain, hingga waktu itu, Pak Amang pernah berkesempatan menjadi wakil Indonesia untuk mengikuti lomba harmonika internasional di Malaysia. Tapi karena tidak mendapat dukungan dari Pemkab Gresik, akhirnya beliau gagal mengikuti lomba tersebut,” terangnya.
Puluhan seniman turut hadir dalam Launching buku dan ulang tahun Literasi Masyarakat Pecinta Sejarah Gresik (Mataseger) ke-10 tersebut. Selain launching buku, kegiatan juga diisi dengan musikalisasi, diskusi literasi, serta melukis seni rupa.