Diskusi Hamas dan Fatah Bahas Pembentukan Komite Pengelola Gaza Pascaperang
Berita Baru, Gaza – Seorang pemimpin senior Hamas pada Senin (4/11/2024) mengumumkan bahwa gerakan tersebut telah menggelar diskusi dengan Fatah mengenai pembentukan sebuah komite untuk menangani masalah-masalah yang terkait dengan Gaza. “Setelah pertemuan antara pimpinan gerakan kami dan berbagai faksi Palestina, kami menggelar pertemuan dengan saudara-saudara kami di Fatah, yang diundang dengan penuh keramahan oleh Mesir,” ujar Osama Hamdan, seorang pemimpin Hamas, dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi, dikutip dari laman Xinhua News pada Selasa (5/11/2024).
Dia menambahkan bahwa kedua pemimpin gerakan tersebut membahas sejumlah isu utama, dengan fokus pada perang di Gaza dan perlunya aksi nasional yang bersatu berdasarkan konsensus Palestina, menolak pengaturan yang dipaksakan. Dia menekankan bahwa pengelolaan urusan Palestina, baik di Gaza, Tepi Barat, maupun diaspora, merupakan hal yang harus ditentukan melalui kesepakatan nasional. Dia menambahkan bahwa pertemuan dengan Fatah membahas ide-ide seperti membentuk komite untuk menangani kebutuhan dan urusan Gaza hingga kondisinya memungkinkan untuk pemerintahan persatuan nasional.
Dia menggambarkan suasana pertemuan tersebut “positif” dan “terbuka”. Ini merupakan kali pertama pengumuman resmi dibuat mengenai pertemuan antara Hamas dan Fatah untuk membahas pengaturan pascaperang di Gaza. Pada Sabtu (2/11), media Mesir melaporkan bahwa perwakilan dari Fatah dan Hamas menggelar pembicaraan di Kairo, mengutip seorang pejabat keamanan Mesir.
Selain itu, Hamdan menegaskan kembali keterbukaan gerakannya terhadap segala bentuk proposal yang memastikan diakhirinya “agresi”, penarikan pasukan Israel dari Gaza, kembalinya para pengungsi, bantuan untuk penduduk, pencabutan blokade, rekonstruksi, dan kesepakatan pertukaran tahanan yang tulus. Mengenai pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), Hamdan mengatakan, “Apa pun hasilnya, itu bukan urusan gerakan ini,” seraya menambahkan bahwa pemerintahan AS sebelumnya dan saat ini menjadi “mitra dan pendukung Israel dalam perangnya melawan rakyat Palestina dan perjuangan nasional mereka.”