Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kutuk Aksi Teror di Capitol Hill, IBP: Kemunduran Diskursus Sipil
Foto: Stutterstok.com

Kutuk Aksi Teror di Capitol Hill, IBP: Kemunduran Diskursus Sipil



Berita Baru, Internasional – Gelombang demonstrasi pendukung Donald J Trump menjelang penetapan resmi hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) berujung pada aksi teror dan penyerangan Capitol Hill, dimana para anggota Senat AS sedang bersidang, pada Kamis (7/1) waktu setempat.

Kejadian itu terus memicu reaksi. Kali ini kecaman datang dari International Budget Partnership (IBP) sebuah organisasi yang selama ini dikenal cukup getol mempromosikan perbaikan kualitas demokratisasi melalui keterbukaan anggaran di seluruh dunia.

Dikutip dari laman website resminya, IBP secara tegas mengutuk penyerangan Gedung Capitol Hill di AS karena dianggap telah menodai simbol demokrasi, serta telah mempertontonkan aksi kekerasan yang tidak patut.

“International Budget Partnership mengutuk aksi teror dan penodaan terhadap institusi demokrasi yang terjadi di US Capitol minggu ini. Kekerasan dan simbol kebencian yang mencolok yang dipamerkan mengguncang suatu negara,” tulis IBP dalam situs internationalbudget.org pada Sabtu pagi (9/1) waktu Indonesia.

IBP juga menggaris bawahi munculnya aksi seperti itu tidak terlalu mengejutkan bagi mereka yang memperhatikan terjadinya kemunduran diskursus sipil dan semakin menguatnya ideologi ekstremis di AS dan juga dunia global.

Secara khusus IBP sebagai bagian dari organisasi masyarakat sipil menegaskan bahwa posisi mereka selama ini dilandasi oleh komitmen yang kuat terhadap prinsip kesetaraan dan keadilan, serta menolak politik diskriminasi. Oleh karena itu mereka menentang aksi-aksi kekerasan seperti yang dipertontonkan di Capitol Hill pekan ini.

“Kami percaya pada transparansi, informasi yang jujur, kebebasan berekspresi, partisipasi publik, dan pertemuan damai. Serangan yang dipicu oleh rasisme dan konspirasi minggu ini bertentangan dengan setiap prinsip demokrasi yang kita perjuangkan,” tegas IBP.

Di seluruh dunia, lanjut IBP, mereka telah bermitra dengan gerakan-gerakan yang secara historis terpinggirkan, agar dapat mengambil bagian dalam pengambilan keputusan seputar sumber daya. Karena kontrak sosial hanya berfungsi ketika semua orang memiliki suara, maka IBP menentang ketidakadilan gender, ras, dan ketidakadilan lainnya di seluruh dunia.

“Sekarang, kita harus melipatgandakan upaya untuk melawan ekstremisme dengan memperkuat lembaga-lembaga demokrasi dan mempromosikan partisipasi yang inklusif dan damai,” pungkas IBP.