Kurang Dukungan, Pengembangan Potensi Desa di Gresik Terabaikan
Berita Baru, Gresik – Berbagai potensi bisa dikelola untuk menumbuhkan ekonomi kerakyatan bagi masyarakat Gresik. Selain banyaknya industri, wisata dan beragam kearifan lokal, Kota Pudak juga memiliki Pasar Seribu Satu Bunga.
Melihat potensi itu, Cabup Gresik nomor urut 02, Fandi Akhmad Yani atau akrab dipanggil Gus Yani sepanjang kampanye blusukan di Kecamatan Kedamean mengungkapkan betapa besar potensi yang bisa dikelola oleh masyarakat di desa-desa.
“Dua hari yang lalu saat saya di Desa Banyuurip. Ternyata ada Pasar Seribu Satu Bunga. Sebuah sentra tanaman hias yang dikelola oleh Pemdes setempat,” ungkap Gus Yani, Selasa (01/12).
Menurut Gus Yani, Pasar tanaman hias itu ternyata diinisiasi pihak desa sejak tahun 2012. Dengan memanfaatkan Tanah Kas Desa (TKD), Pemdes setempat menjadikannya sebagai lahan budidaya para petani bunga. Hal itu didasari pada potensi warga lokal yang banyak berbudidaya tanaman hias, utamanya berjenis adenium.
“Sentra ini dikelola di atas lahan yang luasnya berhektar-hektar. Telah terbukti bisa menghidupi ekonomi warga desa. Saya lihat halaman dan teras rumah di Desa Banyuurip dipenuhi tanaman hias dan tanaman buah yang siap dijual,” terangnya.
Kini, potensi warga lokal dikelola menjadi sentra tanaman hias itu berhasil menarik minta pembeli. Bahkan, pembeli yang datang tidak hanya dari warga Gresik saja, melainkan banyak yang dari luar Gresik.
Kedepan, Cabup milenial yang sekaligus menantu KH. Agoes Ali Masyhuri ini berkomitmen. Jika paslon Niat terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Gresik periode 2021-2025. Dirinya dan Bu Min akan menggarap lebih lanjut daya tarik desa Banyuurip tersebut.
“Karena itu, dibutuhkan sinergitas antara pemerintah kabupaten dan desa untuk memajukan keunggulan kompetitif tiap desa atau wilayah. Sehingga, secara infrastruktur, tata kelola dan promosi keunggulannya bisa dioptimalkan lebih baik lagi,” jelasnya.
Gus Yani juga menyoroti, pembangunan di Gresik yang tidak merata ini dikarenakan pihak Pemerintah tidak memiliki Sense of Belonging (rasa memiliki) terhadap potensi-potensi lokal yang menjamur. Akibatnya, tidak sedikit potensi lokal itu tidak maksimal karena tidak adanya dukungan dari Pemerintah Daerah.
“Dibawah kepimpinan saya nanti pembangunan harus dilakukan secara lebih merata. Seluruh potensi bisa digarap lebih maksimal. Baik itu wilayah selatan, kota, utara, bahkan Bawean. Yang mana pembangunan terselenggara dengan saling topang-menopang. Antara Pemerintah Kabupaten dengan Pemerintah Desa,” tegasnya.