Kisah Sukses BUM Desa Pulosari: 10 Hari Deal Ekspor ke Singapura
Berita Baru, Bandung – Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Pulosari Handal Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung bekerja sama dengan PT Elevasri Agri Indonesia (Elevarm) berhasil mengekspor perdana produk Kentang dan Buncis ke Singapura.
Menariknya, Kepala Desa (Kades) Pulosari Agus Rusman menyebut BUM Desa Pulosari Handal hanya butuh 10 hari untuk memenuhi standar kualitas hingga terjalin kesepakatan untuk mengekspor produk-produknya.
“Alhamdulillah, kami baru 10 hari ketemu Elevarm dan terjadi kesepakatan untuk pasarkan produk Kelompok Tani termasuk ekspor,” kata Kades Pulosari Agus Rusman saat pelepasan ekspor perdana BUM Desa Pulosari Handal bersama Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar, di Pangalengan, Bandung, Selasa (21/2).
Kali ini yang dilepas adalah Ekspor Kentang sebanyak delapan ton dan Buncis Kenya 200 Kilogram. Agus menuturkan, desa yang dipimpinnya memang miliki hasil pertanian yang bagus, olehnya Ia berinisiatif untuk mencari pasar bagi produk-produk itu.
Penamaan BUM Desa Pulosari Handal itu sendiri terinspirasi dari tagline Bupati Dadang yang artinya kuat hingga berkesinambungan. Saat ini, lanjut Agus, desanya sedang fokus untuk memasarkan produk kopi Desa Pulosari yang diklaim bisa mencapai ribuan ton. Oleh karena itu, Ia meminta bantuan Kemendes PDTT untuk terus membantu pemasaran produk-produk BUM Desa Pulosari Handal.
Sementara itu Direktur BUM Desa Pulosari Handal Toto mengatakan, pihaknya juga membina sejumlah Kelompok Wanita Tani yang telah mengolah kentang menjadi makanan ringan.
Dalam sebulan, KWT bisa produksi satu kwintal kentang diproduksi dalam bentuk kripik dengan target produksi 16 ton kentang dan sekitar 300 kuintal Buncis Kenya per bulan.
Menanggapi hal tersebut, Mendes PDTT menegaskan jika tugas Kemendes PDTT adalah mencarikan pasar bagi produk-produk yang dihasilkan desa. Hal demikian agar BUM Desa mampu mendukung perekonomian yang ada di desa.
“Inilah kunci hilirisasi proses ekonomi di Kemendes,” kata pria yang akrab disapa Gus Halim ini.
Sementara itu, Lintang Kusuma dari Elevarm mengatakan, pihaknya punya 3.000 petani binaan yang ada di 12 kota, termasuk Pangalengan. Adapun Kerja sama dengan Desa Pulosari sudah dimulai setahun lalu dan mendapat respon positif.
Elevarm saat ini memiliki kapasitas ekspor kentang 16 ton per minggu dan Buncis 1,5 ton per minggu. Ia juga mengapresiasi Kemendes PDTT yang terus support ekspor perdana ini dan berharap bisa replikasi di daerah lain.
Seperti diberitakan, komoditas kentang dan buncis kenya milik BUM Desa Pulosari Handal Pulosari telah memenuhi standar ekspor ke Singapura. Untuk hasil tani sisa hasil ekspor yang tidak memenuhi standar, dijadikan produk seperti keripik kentang dan sayuran frozen untuk kalangan wisata di Pangalengan.
Saat ini, pendapatan rata-rata per bulan yang didapatkan BUMDes Pulosari Handal Pulosari sebesar Rp 15 Juta. Desa Pulosari juga memberikan anggaran sebesar Rp70 Juta untuk BUM Desa Pulosari Handal Pulosari.
Adapun penyerapan tenaga kerja sekitar 60 orang yang terdiri dari tenaga kerja dan mitra usaha pada unit usaha air bersih, pariwisata, energi terbarukan, agen bank, dan pertanian.
Untuk Februari 2023 telah dilakukan ekspor perdana komoditi baru berupa kentang serta penambahan jumlah komoditas buncis kenya.
Kentang, jumlah ekspor perdana per minggu terdapat 8 ton, sedangkan buncis kenya 200kg. Nilai ekspor perdana perminggu kentang Rp112.000.000, buncis kenya Rp.3.400.000.
Sedang untuk model bisnis ekspor BUM Desa Handal Pulosari, Petani mensupply hasil tani ke BUM Desa, dari BUM Desa mensupply hasil tani ke Elevarm sesuai dengan standar ekspor, tidak hanya itu, Elevarm juga melakukan pendampingan ke petani dan permodalan.
Selanjutnya Elevarm akan mencari pasar ekspor yang akan digunakan untuk mengekspor komoditi-komoditi yang dihasilkan BUM Desa Pulosari Handal Pulosari.