Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Keuntungan PT Indo Tambangraya (ITM) Melesat, tapi Desa Santan Tenggelam
Penampakan banjir yang terjadi yang terjadi Santan, Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. (Dok. Istimewa)

Keuntungan PT Indo Tambangraya (ITM) Melesat, tapi Desa Santan Tenggelam



Berita Baru, Jakarta – Lima lembaga masyarakat sipil menyoroti keberadaan perusahaan tambang batubara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang beroperasi di wilayah di Kecamatan Teluk Pandan, Kecamatan Marangkayu dan Kecamatan Bontang Barat, Kabupaten Kutai Timur, Kutai Kartanegara dan Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur.

Pada tahun 2021, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membukukan laba bersih US$ 475,39 juta atau setara Rp 16,62 triliun. Angka itu melonjak drastis hingga 1.156% atau 10 kali lipat dari capaian tahun sebelumnya, US$ 37,82 juta.

Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan ini didapatkan dari kenaikan harga batubara yang signifikan. Pada tahun 2021, Harga Batu Bara Indo Tambangraya (ITM) Naik 10 Kali Lipat dan di akhir tahun 2021 lalu ITM mampu memperoleh rata-rata harga jual batu bara sebesar US$ 103,2 per ton.

Berdasarkan laporan keuangan, perseroan mencatatkan pendapatan bersih US$ 2,08 miliar atau setara Rp 29,81 triliun, tumbuh signifikan hingga 75,2% dibanding capaian tahun sebelumnya, US$ 1,18 miliar.

Sementara itu, beban pokok pendapatan tercatat US$ 1,16 miliar atau Rp 16,62 triliun, naik 17,6% dibanding beban yang ditanggung tahun sebelumnya US$ 986,19 juta.

“Ironisnya, keuntungan yang didapat oleh PT Indo Tambangraya (ITM) berbanding terbalik dengan kondisi di desa-desa yang terdampak serius oleh aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh salah satu anak perusahaan PT ITM, yakni PT Indominco Mandiri yang beroperasi di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Bontang,” tutur sarah agustio, pengkampanye Trend Asia, dalam keterangannya, Senin (14/3).

Sejak Juli 2021 hingga 10 Maret 2022, Desa Santan Tengah, Santan Ilir dan Santan Ulu terus terendam Banjir dan tak kunjung surut. Setiap hari setidaknya 60-120 cm air menggenangi Pemukiman warga, kebun, kolam dan fasilitas umum desa seperti Sekolah, Mushola, Puskesmas, Perpustakaan Desa, Kantor Desa dan Posyandu.

Banjir pun semakin meninggi pada Sabtu, 5 Maret 2022. Setidaknya hingga kini, ada 312 rumah warga terdampak banjir di tiga desa yakni Santan Tengah, Santan Ulu, dan Santan Ilir.

“Seminggu ini adalah banjir paling besar dalam 7 bulan belakangan, biasanya Cuma 60-70 cm saja tingginya, tidak biasa masuk rumah dan menenggelamkan jalan,” tutur Mappa, seorang guru SD di Santan Tengah.

Akibat banjir ini, aktivitas belajar mengajar pun terpaksa dihentikan sejak 9 Maret 2022 karena sekolah terendam banjir. Sebagian siswa hanya datang ke sekolah untuk merapikan peralatan sekolah, dan sebagian lainnya memilih untuk tidak hadir karena rumahnya terendam dan mengevakuasi ke rumah keluarga terdekat.

“Dulu banjir di Santan tidak pernah separah, sampai 7 bulan tidak pernah turun-turun air. Dulu banjir, tapi kadang-kadang saja, ada waktu-waktunya,” sahut Bu Darni (47) ibu tiga orang anak yang lahir di Santan.

Warna air banjir di Santan pun berubah-ubah, terkadang air berwarna coklat seperti air teh yang merupakan warna khas air rawa Desa Santan; terkadang berwarna kuning coklat terang yang merupakan perpaduan air sungai Santan yang bercampur dengan air bendungan limbah dari perusahaan Indominco.\

Atau warna kuning Pekat bercampur lumpur dan butiran kecil batubara yang merupakan air limbah yang dibuang oleh PT Indominco ke sungai dan terbawa oleh aliran air banjir di kampung. Butiran hitam batubara tersebut tampak di sepanjang muara sungai dan Pantai Kersik di Desa Kersik.

“Sejak PT. Indominco Mandiri beroperasi tahun 1998 lalu, yang pusat pengerukannya di hulu sungai Santan setiap tahun warga tiga desa di Santan dan warga kota Bontang mengalami kebanjiran di wilayah pemukiman, ladang dan kebun. Tujuh bulan belakangan ini paling parah, mencapai 2 meter,” tutur Pradarma Rupang, Dinamisator Jatam Kaltim.

“Tahun 2020 lalu Bersihkan Indonesia menerbitkan laporan membunuh Sungai, ini khusu untuk Kelakuan Indominco, perusahaan ini merupakan pencemar dan mematikan sungai Santan. Sungai yang menjadi pusat kehidupan orang-orang Santan dan Saksi Sejarah perkembangan kehidupan juga kebudayaan,” tambah Rupang.

“Bukan hanya banjir, akibat dari pembukaan wilayah hulu Sungai, sejak tahun 1997 sampai dengan tahun 2010, ada 11 warga di Desa Santan yang tewas diterkam buaya. Peracunan Sungai Santan akibat dari produksi batubara Indominco Mandiri mengakibatkan ekosistem sungai hilang dan rusak,” sambung, Taufik, Tani Muda Santan.

Banjir yang menggenangi tiga desa ini melumpuhkan aktivitas ekonomi warga. Warga tidak pernah mengetahui kondisi dan kandungan air banjir di kampung Santan.

“Banjir ini, yang jelas sudah melumpuhkan aktivitas berkebun dasawisma kami, merendam sekitar 3100 hektar kebun sawit masyarakat, sekitar 100 hektar kebun karet, sekitar 150 hektar kebun kelapa dan merendam pekarangan yang ditumbuhi buah-buahan,” kata Nasrullah, Kepala Desa Santan Tengah.

“Ibu-ibu paling terdampak dari banjir ini, aktivitas kelompok Dasawisma yang memanfaatkan pekarang rumah untuk berkebun dan memenuhi kebutuhan pangan keluarga sehari-hari mati karena banjir. Kecemasan terhadap anak-anak terus membebani karena ketakutan akan serangan buaya, bukan hanya itu tapi air banjir juga membatasi semua aktivitas yang berhubungan dengan tanah”, tutur Theresia Jari, Koordinator Perempuan dan Tambang (TKPT) Kaltim.

Selain merendam kebun warga, banjir Santan juga merendam puluhan hektar sawah yang mengakibatkan warga gagal panen. Warga juga tidak dapat hidup tenang karena air sudah masuk ke dalam rumah sehingga takut akan ada serangan buaya.

Warga pun akan kesulitan mengevakuasi diri apabila ada serangan buaya karena air telah menutup jalan. Kondisi jalan untuk keluar dari desa-desa di Santan juga rusak parah akibat banjir dan aktivitas angkutan pabrik.

Kekhawatiran warga terhadap serangan buaya ini karena serangan buaya pernah dialami oleh saat banjir tahun 2010 lalu.

“Satwa-satwa yang lazim berada di wilayah muara, habitatnya terganggu dan semakin sulit mencari makan, perlahan selama 20 an tahun belakangan Buaya-buaya ini berpindah mendekati pemukiman warga, untuk mencari makanan, dan tentu saja keberadaannya mengancam warga yang sehari-hari bergantung dengan Sungai Santan,” tutur Pius Ginting, Koordinator AEER.

Selain hilangnya habitat buaya, sumber makanan buaya pun hilang karena limbah tailing yang dibuang ke Sungai Santan. Perlahan biota asli Sungai Santan salah satunya kerang kepah, ikan sepat, ikan Biawan dan udang galah punah karena aktivitas pertambangan tersebut” tambahnya.

Bencana banjir yang terjadi tidak terlepas dari dampak aktivitas pertambangan yang terjadi. Pembukaan lahan yang dilakukan telah menghilangkan tutupan hutan yang memiliki peran sebagai regulator air untuk menjaga pasokan air tanah tetap terjaga.

Ketiadaan tutupan pohon menghilangkan kemampuan lahan untuk menahan air di dalam tanah sehingga air lebih rentan mengalir di permukaan tanah (run-off) dan meningkatkan kerentanan terjadinya banjir.

Perusahaan tambang harus memberikan perhatian dan tanggung jawab terhadap bencana banjir yang terjadi. Perbaikan ekosistem serta perbaikan pada aspek sosio-ekonomi masyarakatyang terdampak harus segera dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab atas kegiatan pertambangan yang berimplikasi pada bencana banjir yang terjadi.

Keuntungan PT Indo Tambangraya (ITM) Melesat, tapi Desa Santan Tenggelam
Akibat banjir, aktivitas belajar mengajar disebuah sekolah di Santan, terpaksa dihentikan sejak 9 Maret 2022 karena terendam banjir. Sebagian siswa hanya datang ke sekolah untuk merapikan peralatan sekolah, dan sebagian lainnya memilih untuk tidak hadir karena rumahnya terendam dan mengevakuasi ke rumah keluarga terdekat. *Foto: Istimewa)

Tentang Santan dan Indominco

Desa Santan, adalah sebuah Desa yang berada di muara sungai Santan yang letaknya di tepi Selat Sulawesi. Desa ini dihuni oleh Komunitas Masyarakat Bugis yang berasal dari Pulau Sulawesi dan terbagi menjadi tiga wilayah Desa yaitu Desa Santan Ulu, Santan Ilir, dan Santan Tengah.

Tiga desa ini termasuk dari 10 desa yang berada di wilayah yang terdampak langsung dari aktivitas pertambangan PT. Indominco Mandiri, perusahaan tambang batubara pemegang Kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) sejak 11 November 1998, dan kontraknya baru akan berakhir pada tahun 2028.

Secara geografis tambang PT Indominco Mandiri berada di Kecamatan Teluk Pandan, Kecamatan Marangkayu dan Kecamatan Bontang Barat, Kabupaten Kutai Timur, Kutai Kartanegara dan Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, terletak di antara 117º12‟50” – 117º23‟30” BT dan 00º02‟20” – 00º13‟00” LU. Site Officenya berada di jalan Poros Bontang-Samarinda KM 10 Kec.

Teluk Pandan, Kab. Kutai Timur, Kalimantan Timur. PT. Indominco Mandiri merupakan salah satu dari delapan anak perusahaan tambang batubara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. Delapan perusahaan tersebut adalah PT Trubaindo Coal Mining, PT Bharinto Ekatama, PT Jorong Barutama Greston, PT Kitadin, PT Nusa Persada Resources, PT Graha Panca Karsa, PT Tepian Indah Sukses dan PT Indominco Mandiri. Tiga dari delapan perusahan tambang tersebut beroperasi di Kalimantan Timur yaitu PT Indominco Mandiri, PT. Kitadin dan PT. Trubaindo Coal Mining, yang lainnya beroperasi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Indo Tambangraya Megah Tbk berdiri sejak tahun 1987, tahun 2001 perusahaan ini di akuisisi oleh Banpu Minerals (Singapore) Pte Ltd. melalui PT Centralink Wisesa International, sejak itu 65.14% saham ITM dikuasai oleh Banpu.

Desember 2007, ITM mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dan menjadi perusahaan terbuka dengan melepas 20% sahamnya kepada publik. Sisa saham dimiliki Banpu Mineral (Singapore) Pte. Ltd 77,60% dan PT Sigma Buana Cemerlang 2,40%.

Sampai dengan akhir periode pelaporan tahun 2020, Banpu Minerals masih menguasai mayoritas saham ITM, sisanya kepemilikan public sebesar 31.79%, milik direksi dan dewan komisaris 0.12% dan 2.95% saham Treasuri.