Jerman Gelisah Inggris Akan Hapus Huawei 6 Bulan ke Depan
Berita Baru, Internasional – Pada akhir pekan kemarin, Government Communications Headquarters (GCHQ) mengeluarkan laporan berisi bahaya-bahaya jika Inggris tetap menggunakan Huawei sehingga mendorong Inggris untuk memblokir semua produk teknologi Huawei di Inggris dalam 6 bulan ke depan.
Sebagai pusat intelijen sinyal, GCHQ dalam laporan itu menyatakan status keamanan produk-produk teknologi Huawei, bahwa: dalam mengelola aset perusahaan, Huawei menggunakan teknologi yang ‘tidak terpercaya.’
Dalam minggu ini, laporan itu akan dikirimkan langsung ke Perdana Menteri Boris Johnson, disetujui atau tidak. Jika masalah itu serius, maka Johnson harus membahasnya bersama dengan Parlemen Inggris dalam waktu dua minggu atau akhir Juli.
Jika hal itu disetujui, Inggris akan ‘bersih’ dari produk-produk dari Huawei, baik bagian dari infrastruktur 5G, 4G maupun 3G.
Mengutip Sky News, pada hari Minggu (5/7), Sekretaris Kesehatan Matt Hancock mengomentari hal itu dengan mengatakan bahwa Dewan Keamanan Nasional akan membuat keputusan yang tepat untuk memastikan infrastruktur telekomunikasi di Inggris aman dan rakyat tetap mendapat sinyal telepon.
Tanggapan Huawei
Huawei secara resmi, Huawei belum mengomentari laporan dari GCHQ itu. Namun, Kepala Media Internasional Huawei Paul Harrison menganggap kebijakan Inggris kini ‘didikte’ oleh Washington dan Presiden Trump.
Dalam sebuah utas cuitannya pada Minggu (5/7), Harrison mengklaim bahwa AS kini sedang berjuang untuk merebut kembali posisi pasar pada jaringan 5G dari Huawei. Ia juga menyatakan bahwa AS secara konsisten gagal memberikan bukti dari laporan palsu bahwa Huawei merupakan alat mata-mata China.
Selain itu, Harrison juga simpati terhadap Inggris yang sedang berada di ambang krisis pasca-Brexit.
“Bukankah seharusnya AS menghormati Inggris di era pasca-Brexit yang berada dalam posisi untuk memilih strategi telekomunikasi sendiri?” cuit Harrison.
Selama satu dekade, hubungan bisnis dan politik antara China dan Inggris terjalin dengan hangat. Pada bulan Januari, Johnson memberi Huawei lampu hijau untuk membangun total 35% dari infrastruktur 5G di Inggris, dengan syarat, bagian-bagian itu bukan merupakan bagian ‘inti’ dan tidak berdekatan dengan lokasi-lokasi sensitif seperti situs nuklir dan pangkalan militer.
Namun akhir-akhir ini hubungan keduanya memburuk dan pada puncak pada 1 Juli kemarin saat China memberlakukan undang-undang keamanan nasional Hong Kong. Secara politis, hal ini membuat parlemen Inggris akan cenderung menyetujui penghapusan Huawei di Inggris seperti dalam laporan GCHQ.
Jerman Kalang-kabut
Jerman akan menjadi salah satu negara yang kalang-kabut karena dampak persetujuan itu. Di satu sisi, Jerman bersikeras tetap akan membolehkan ‘vendor asing’ dalam membangun jaringan 5G di Jerman. Di sisi lain, jika mereka ngotot bersikap seperti tiu, hubungannya dengan AS dan Inggris akan memburuk.
Mengutip SCMP, anggota parlemen dari Kanselir Angela Markel mendukung keputusan untuk tetap membolehkan Huawei. Pemerintah Jerman akan menyusun aturan dan kesepakatan tentang pemasangan komponen dalam jaringan komunikasi seluler 5G secapatnya atau setelah bulan September 2020.
Selama berbulan-bulan, Berlin telah menentang tekanan Washington untuk sepenuhnya melarang Huawei, dengan menunjukkan jalan tengah seperti yang dilakukan Inggris pada bulan Januari, yaitu membagi infrastruktur dengan bagian ‘inti’ dan ‘non-inti’.
Hal itu disebabkan banyak perusahaan telekomunikasi Jerman yang telah memiliki hubungan kerja jangka panjang dengan Huawei, seperti misanya Deutsche Telekom.
Deutsche Telekom merupakan perusahaan telekomunikasi besar di Jerman sekaligus merupakan salah satu pelanggan terbesar Huawei di Eropa. Deutsche Telekom pun dengan tegas membantah adanya larangan apapun untuk setiap vendor asing.
Mengomentari hal itu, AS mengancam akan memutuskan pembagian intelijen dengan Jerman jika tetap mengizinkan Huawei membangun infrastruktur 5G.
“Mudah-mudahan, [rencana pemerintah Inggris] akan memungkinkan Jerman untuk membuat keputusan keamanan yang menjadi kepentingan rakyat dan negaranya, melindungi mereka dari pengintaian dan gangguan Partai Komunis China,” kata pejabat tinggi AS anonim kepada SCMP.
Sementara itu, Direktur Program Asia di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa Janka Oertel menegaskan bahwa jika Inggris menghapus Huawei di seluruh infrastruktur telokomunikasi yang ada sebagaimana laporan dari GCHQ terbaru, maka akan memiliki dampak besar pada perdagangan Jerman ke depan.
“Jika Inggris menindaklanjuti dengan menghapus Huawei di seluruh infrastruktur telekomunikasi yang ada dan yang akan datang, ini akan berdampak signifikan pada debat Jerman, terutama karena diskusi terbaru tidak hanya terkait dengan masalah keamanan dan ketergantungan, tetapi juga kemampuan Huawei untuk benar-benar memberikan batasan perdagangan yang diberikan pada AS,” Oertel memperingatkan.
Selain itu, pada tahun lalu, Dubes China untuk Jerman, Wu Ken mengancam Berlin dengan sebuah pembalasan jika pihaknya melarang Huawei sebagai pemasok infrastruktur jaringan 5G dengan merujuk pada ekspor jutaan kendaraan Jerman ke China.
“Jika Jerman mengambil keputusan yang mengarah pada pengecualian Huawei dari pasar Jerman, akan ada konsekuensinya. Pemerintah China tidak akan berpangku tangan,” tegas Wu Ken.