Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Investasi Baru Gold Corp asal Kanada Ancam Keselamatan Warga Pulau Sangihe

Investasi Baru Gold Corp asal Kanada Ancam Keselamatan Warga Pulau Sangihe



Berita Baru, Jakarta – Ratusan warga kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, menggelar demonstrasi di Kedubes Kanada, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (7/7). Dengan tegas, mereka menolak perusahaan tambang. Bahkan, mereka juga mendatangi Ditjen Minerba, Kementerian ESDM, Tebet, Jakarta Selatan.

Salah satu anggota Koalisi Sangihe Island Jull Takaliuang mengatakan, beroperasi perusahan tambang asal Kanada itu sangat mengancam kehidupan masyarakat.

“Investasi Baru Gold Corp asal Kanada Ancam Keselamatan Warga Pulau Sangihe,” kata Jull, dalam rilisnya yang diterima Berita Baru, Kamis (7/7).

Perlu diketahui, Pulau Sangihe merupakan salah satu pulau kecil terluar Indonesia. Ia berbatasan langsung dengan Filipina. Luasnya 763,98 km2.

Selama ini, Sangihe menjadi habitat alami burung langka, yang kini erancam punah, yakni Seriwang Sangihe (Eutrichomyias rowleyi), atau yang dikenal dengan nama lokal burung Niu hidup.

Warga Pulau Sangihe menggantungkan hidupnya pada sumber-sumber alami berupa pertanian di darat dan sumber daya perikanan dari pesisir hingga laut. Pulau kecil ini juga dikenal dengan panorama laut yang indah, diapit oleh dua gunung api aktif bawah laut, salah satunya merupakan gunung api bawah laut tertinggi di dunia.

“Di sisi lain, Sangihe yang berada di kawasan ring of fire, memiliki potensi tsunami dan gempa yang yang resiko ancamannya akan berlipat dan tidak dapat dihindarkan jika ruang hidup 139.262 warga Sangihe hancur oleh aktivitas pertambangan,” ujar dia.

Oleh karena itu, keberadaan Pertambangan TMS jadi ancaman nyata bagi seluruh Kehidupan di sana baik yang di darat, maupun pesisir-laut hingga ruang udara. Bencana alam yang besar diyakni bisa terjadi di Sangihe, yang disebabkan oleh adanya insutri pertambangan.

“Bncana atau derita akan menimpa kita semua, akan tetapi tentu saja ini bukan cerita bencana alami, tapi bencana industri,” ungkap kata Jull Takaliuang, yang belakangan dikenal sebagai inisiator SSI.