Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Lelucon
Laporan dan penelitian oleh ahli saraf dan ahli komedi Dr Helen Pilcher menguji serangkaian lelucon pada 2.000 orang dewasa. Ditemukan lebih dari dua pertiga menertawakan lelucon yang tidak mereka mengerti hanya untuk menyesuaikannya,

Hampir 70% Individu Tertawa dengan Lelucon yang Mereka Tidak Mengerti



Berita Baru, Inggris – Menurut penelitian baru, lebih dari dua pertiga orang Inggris atau sekitar 67 persen menertawakan lelucon yang tidak mereka mengerti.

Dilansir dari Dailymail.co.uk, Dalam sebuah survei terhadap lebih dari 2.000 warga Inggris, 56 persen juga mengaku menceritakan kembali lelucon tanpa memahami bagian lucunya sendiri.

56 persen lainnya mengatakan bahwa mereka perlu mencari arti dari sebuah lelucon yang tidak mereka pahami.

Lelucon yang didasarkan pada konsep asing dan permainan kata adalah yang paling sulit dipahami orang dari lusinan yang ada dalam survei.

Penelitian ini dipimpin oleh ahli saraf, penulis, dan ahli komedi Inggris, Dr Helen Pilcher.

“Tertawa itu universal tetapi humor sangat subjektif dan meskipun orang di seluruh dunia menikmati lelucon yang bagus, apa yang mereka anggap lucu bervariasi menurut sejumlah hal, seperti budaya, konteks dan bahasa,” katanya. Pada Senin (15/03).

“Aktivitas otak juga terlibat. Otak mengandung milyaran neuron, dan dapat memproses sejumlah besar informasi dalam periode waktu yang sangat singkat.”

Studi tersebut menemukan bahwa lebih dari enam dari sepuluh suka menganggap diri mereka cerdas meskipun tujuh dari sepuluh sebenarnya sering membutuhkan penjelasan lelucon kepada mereka.

Dr. Pilcher mengidentifikasi variabel yang menentukan jenis humor yang diterima sebagian orang dan sebagian tidak.

Faktor-faktor termasuk usia, asuhan, latar belakang pribadi dan budaya serta pengalaman hidup semuanya memengaruhi apakah responden mereka memahami sebuah lucunya.

Studi tersebut mengidentifikasi 10 lelucon teratas yang menurut orang Inggris harus mereka baca lebih dari sekali agar dapat dipahami dengan benar.

Seperti pada lelucon Inggris, “How do You Drown a Hipster, Throw him into the mainstream? ” telah dikutip oleh 46 persen responden memiliki kalimat lucunya yang sulit dipahami.

Lelucon ini melibatkan pemahaman tentang permainan kata dan konteks budaya sehingga orang yang lebih tua mungkin tidak memahami rujukannya.

Orang yang diberi tahu lelucon tersebut membutuhkan pemahaman bahwa hipster dianggap anti-arus utama (mainstream), serta makna ganda dari kata arus utama (mainstream).

Penelitian ini dilakukan oleh saluran TV Gold dan terinspirasi oleh adegan di akhir setiap episode dari sitkom Inggris yang sangat disukai, The Vicar of Dibley.

“Bagi sebagian orang, semua elemen lelucon muncul dalam sekejap dan mereka berusaha mengerti humor itu,” kata Dr Pilcher.

“Tapi jika salah satu elemennya hilang, maka lelucon itu menjadi datar, seperti di The Vicar of Dibley.”