Gerakan Santri Madura Tolak Radikalisme di Pulau Garam
Berita Baru, Pamekasan – Sejumlah santri yang mengatasnamakan Gerakan Santri Madura (GSM) menggelar aksi pada Selasa (9/1). Aksi dimulai pukul 13.00 WIB, di Alun-Alun Pamekasan Jl. Mesigit, RW. 03, Barurambat Kota, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Ada dua tuntutan yang diusung. Pertama, menolak segala bentuk paham radikalisme, ekstrimisme, dan premanisme yang ada di Madura. Kedua, mendukung pemerintah dalam memberantas organisasi intoleran, radikal dan terlarang di Indonesia.
Muhammad Isno, Koordinator Lapangan, dalam orasinya menyampaikan akhir-akhir ini masyarakat Madura sering kali ditemukan menjadi simpatisan FPI.
Padahal organisasi tersebut sudah menjadi organisasi terlarang di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, santri harus berperan aktif menjaga keutuhan NKRI.
“Gerakan Santri Madura mengajak masyarakat, pemuda, dan mahasiswa untuk berperan melawan oknom yang selalu membawa isu-isu agama. Sebab isu-isu itu dapat memecah belah bangsa,” tegas Isno.
Aksi yang tergabung dalam Gerakan Santri Madura (GSM) berjalan dengan lancar, aman, tertib dan selesai pada Pukul 14.00 WIB. Aksi yang melibatkan 20 santri tersebut ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap.
Pernyataan Sikap Gerakan Santri Madura (GSM)
1. GSM menolak dengan keras segala bentuk paham radikalisme, ekstremisme dan premanisme.
2. GSM mengajak kepada masyarakat Indonesia khususnya Madura agar tidak terprovokasi isu-isu agama yang memecah belah bangsa.
3. GSM mendukung langkah-langkah Polri dalam menegakkan hukum seadil-adilnya kepada masyarakat yang melanggar konstitusi di Republik ini.
4. GSM siap berada di garda terdepan untuk menjaga perdamaian di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. GSM Mendukung pemerintah dalam memberantas organisasi radikal dan organisasi terlarang di Indonesia.