Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Simak! Usaha Ayam Petelur Bumdes Maju Bersama dari Sikka
Direktur Bumdes Maju Bersama, Yosep Hendarsa sedang mengatur pakan ayam di kadang milik BUmdes Maju Bersama, Desa Ribang

Simak! Usaha Ayam Petelur Bumdes Maju Bersama dari Sikka



Berita Baru, Sikka – Bumdes Maju Bersama Desa Ribang, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka. Bumdes ini memiliki usaha ayam petelur. Usaha ayam petelur termasuk jenis usaha yang jarang dilakukan oleh desa-desa di Kabupaten Sikka.

Pada tahun 2018 Bumdes Maju Bersama mendapat suntikan dana desa sebesar 100 juta rupiah pada tahun 2018, Bumdes yang dikelola Yosep Hendarsa pada awalnya memelihara 500 ekor ayam pada tahap awal.

Hendarsa menuturkan, pada April 2019 Bumdes Maju Bersama mendatangkan ayam dari Surabaya, Jawa Timur. Dan sejak Agustus 2019, ayam mulai bertelur. Setiap hari sekitar 430-an butir yang dihasilkan.

Soal pasar, Hendarsa bilang, target awalnya adalah untuk memenuhi kebutuhan telur di desa. Respon masyarakat desa sangat positif. Mereka  antusias untuk mengonsumsi telur lokal. Bahkan, hampir semua kios di Kecamatan Koting menjual telur ayam lokal yang di produksi oleh Bumdes.

“Awalnya kami promosi. Dari dari kemudian di Kecamatan Koting. Iya, karena satu Kecamatan Koting, baru di sini yang produksi telur ayam,” jelasnya saat dijumpai di lokasi kandang ayam di Desa Ribang.

Menurut Hendarsa, telur ayam lokal mudah diterima pasar karena propaganda pasar yang gencar dilakukan. Bahwa telur ayam yang dihasilkan oleh Bumdes Maju Bersama merupakan telur ayam sehat.

“Saya promosikan bahwa kita punya telur ayam sehat. Dikatakan sehat karena berada di udara bebas hanya 15 hari setelah bertelur. Hasilnya sekarang kita kewalahan. Persediaan kita kurang,” sebutnya.

Herdarsa menambahkan, padahal permintaan telur ayam di pasar sangat tinggi. Pasokan telur ayam ke Kabupaten Sikka masih didominasi oleh telur-telur dari luar. Tahun ini dirinya pun berencana untuk menambah persediaan 500 ayam petelur lagi.

“Untuk sementara, setiap bulan kita bisa dapatkan 22 juta rupiah. Biaya operasional dan gaji pekerja dari 15-17 juta rupiah. Pemasukan kita ya sekitar 4-5 juta,” urainya sembari menjelaskan, asalkan biaya produksi bisa ditutup, sangat dimungkinkan untuk mendatangkan ayam petelur baru.

Hendarsa berharap usaha Bumdes Maju Bersama harus meciptakan rantai ekonomi di desa. Artinya, warga desa bisa mengembangkan usaha ayam petelur sendiri dalam skala yang kecil atau juga menyiapkan usaha-usaha pendukung lain.

“Yang muncul di permukaan kan ayam petelur. Tapi ada juga usaha lain yang menunjang seperti pakan ternak. Masyarakat desa bisa siapkan jagung, lalu dibeli oleh Bumdes untuk pakan ternak. Kita harapkan hal-hal seperti itu sehingga uang berputar di desa,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Ribang, Paulinus Badar mengatakan, pemerintah desa sangat mendukung usaha ayam petelur yang dikelola oleh Bumdes Maju Bersama.

Selain intervensi dana desa, pihaknya juga berencana untuk membuat regulasi tentang kewajiban konsumsi telur ayam lokal oleh warga desa. (*)