Dua Staf Badan Amal ‘Save the Children’ Hilang di Myanmar
Berita Baru, Internasional – Badan amal internasional Save the Children mengatakan dua stafnya hilang di Myanmar setelah serangan yang diduga dilakukan oleh militer.
Seperti dilansir dari BBC, lebih dari 30 mayat ditemukan setelah serangan tersebut yang memaksa orang-orang keluar dari mobil mereka, menangkap dan membunuh yang lainnya serta membakar tubuh mereka di negara bagian Kayah timur, kata badan amal itu.
Anak-anak dan wanita diyakini termasuk di antara korban insiden hari Jumat. Militer mengatakan telah membunuh sejumlah teroris bersenjata di daerah itu.
Sejak kudeta militer pada 1 Februari, protes massal telah terjadi di seluruh Myanmar. Pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan anggota partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) termasuk di antara mereka yang ditahan.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (25/12), Save the Children mengutuk serangan itu, yang dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 38 orang.
Dua anggota staf yang melakukan perjalanan pulang untuk liburan setelah pekerjaan kemanusiaan terjebak dalam insiden itu dan masih hilang.
“Kami mendapat konfirmasi bahwa kendaraan pribadi mereka diserang dan dibakar,” kata badan amal itu.
“Kami ngeri atas kekerasan yang dilakukan terhadap warga sipil tak berdosa dan staf kami, yang berdedikasi kemanusiaan, mendukung jutaan anak yang membutuhkan di seluruh Myanmar,” tambah kepala eksekutif Save the Children Inger Ashing.
Save the Children mengatakan, penyelidikan atas insiden itu terus berlanjut. Foto-foto usai serangan di kotapraja Hpruso yang memperlihatkan sisa-sisa kendaraan yang hangus beredar luas di media sosial.
Pasukan Pertahanan Nasional Karenni, salah satu milisi terbesar yang menentang junta, mengatakan yang tewas bukanlah anggota milisi tetapi warga sipil yang mencari perlindungan dari konflik.
“Kami sangat terkejut melihat semua mayat dengan ukuran berbeda, termasuk anak-anak, wanita dan orang tua,” kata seorang komandan dari kelompok itu kepada kantor berita Reuters.
Seorang juru bicara militer Myanmar mengatakan pertempuran telah pecah di Hpruso pada hari Jumat setelah pasukannya berusaha menghentikan tujuh mobil yang mengemudi dengan “cara yang mencurigakan”, menurut AFP.
Pasukan telah membunuh sejumlah orang dalam bentrokan berikutnya, kata juru bicara Zaw Min Tun, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.