Dosen UM Latih Macapatan bagi Guru Bahasa Jawa, Seni Budaya, dan PPKn
Kabupaten Malang mengalami mobilitas pendudukan yang cukup tinggi. Frekuensi mobilitas penduduk yang datang pergi beserta variasinya, melahirkan lingkungan pergaulan tersendiri, yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan budaya dan minat serta kemampuan masyarakat (terutama siswa pendidikan dasar, SD dan SMP) dalam berbahasa daerah (Jawa).
Potensi sumber daya pendidikan, guru yang tergabung dalam MGMP seni budaya sebanyak 86 oran, 90 orang bahasa jawa dan PPKn sebanyak 79 orang yang memiliki rutinitas kegiatan musyawarah setiap sebulan sekali, sangat memungkinkan ditingkatkan profesionalisasinya dalam mengembangkan media pembelajaran dengan bahan potensi kerarifan lokal (tembang macapat)” Ujar Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas negeri Malang yang diketuai oleh Dr. Didik Sukriono, S.H., M.Hum.
Kegiatan pengabdian ini berlangsung minggu lalu di kabupaten Malang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru yang tergabung dalam MGMP Bahasa Daerah (Jawa) Seni Budaya dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), yang mreliputi komptensi berikut: Pertama, kemampuan untuk merakit dan melantunkan tembang macapat dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila sebagai bagian penguatan pendidikan karakter (PPK).
Kedua, kemampuan membuat peta tema-tema Komptensi Dasar (KD) dalam kurikulum yang memiliki potensial dengan kearifan lokal (macapatan) dan nilai-nilai Pancasila, terutama sebagai referensi dalam menyusun tema tembang macapat.
Ketiga, kemampuan merakit tembang macapat yang nmengandung pesan nilai-nilai Pancasila sebagai bagian penguatan pendididkan karakter (PPK).
Keempat, kemampuan untuk melantunkan tembang macapat yang mengandung pesan nilai-nilai Pancasila sebagai bagian dari startegi penguatan pendidikan karakter (PPK).
Kelima, kelompok MGMP Bahasa Daerah (Jawa), Seni Budaya dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) memiliki kemampuan menggunakan media tembang macapat yang mengandung pesan nilai-nilai Pancasila dan dapat digunakan sebagai strategi penguatan pendidikan karakter (PPK) berbasis nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan mengajar sejawat (peer teaching) maupundi kelas secara realistis.
Metode yang disepakati antara pengusul dengan kelompok mitra dalam “Pelatihan Merakit Dan MelantunkanCakepan (Syair) Tembang Macapat Sebagai Media Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Bagi Guru Yang Tergabung Dalam MGMP Bahasa Jawa, Seni Budaya Dan Ppkn Di Kabupaten Malang” adalah metode “pendampingan secara langsung” yang dipadu dengan metode ‘unjuk kerja’ dan metode performansi (tampilan). Penggunaan metode ini difokuskan untuk membangun partsipasi anggota kelompok MGMP pada kegiatan (1) Penyusunan materi tembang macapat yang mengandung pesan nilai-nilai Pancasila; dan (2) Gladhi/latihan melantunkan tembang macapat mengandung pesan nilai-niai Pancasila.