Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

PT Freeport Indonesia Ajukan Penundaan Satu Tahun Proyek Smelter di JIIPE

PT Freeport Indonesia Ajukan Penundaan Satu Tahun Proyek Smelter di JIIPE



Berita Baru, Gresik – PT Freeport Indonesia mengajukan penundaan pembangunan smelter atau fasilitas pengolahan dan pemurnian di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur selama 1 tahun.

Juru Bicara PT Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan, perusahaan telah mengajukan penundaan selama 1 tahun pembangunan smelter PTFI, pengajuan penundaan tersebut dilakukan sejak April 2020.

“Tertunda. Kami minta selama 1 tahun kepada pemerintah,” ujar Riza dikutip dari Bisnis.com.

Kendati demikian, pihaknya masih berhitung seberapa besar dampak pada besaran nilai investasi pembangunan smelter PTFI.

Saat ini tim PTFI bersama kontraktor Engineering, procurement, construction (EPC) perlu mereview dan menghitung kembali dampak dari Covid-19 ini terhadap seluruh aspek pelaksanaan project.

“Dilihat dari segi waktu, tenaga kerja, logistik dan lain-lain yang kesemuanya akan berdampak terhadap biaya,” ucapnya.

Berdasarkan evaluasi per Januari 2020, progres pembangunan smelter di JIIPE telah mencapai 4,88 persen. Angka ini sedikit lebih tinggi dari target yang dipatok perusahaan, yakni sebesar 4,09 persen.

Hingga saat ini, PTFI telah mengeluarkan anggaran sebesar Rp 2 triliun untuk proses pembangunan smelter di Manyar Gresik.

Adapun total anggaran yang diperlukan Freeport untuk membangun smelter sampai dengan 2023 mencapai sebesar US$ 3 miliar.

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli mengungkapkan, smelter yang saat ini sedang dalam fase konstruksi tentu saja harus diselesaikan agar segera bisa berproduksi.

“Pengaruh dari Covid-19 ini tetap ada terhadap kemajuan konstruksinya karena adanya hambatan tenaga kerja untuk kembali ke site melanjutkan pembangunannya atau dari sisi supply chain atau logistiknya,” tuturnya.

Namun, diperkirakan tidak akan terlalu berpengaruh untuk penyelesaian. Dia menilai untuk program hilirisasi tak akan berpengaruh besar.

“Program penghiliran harus dikawal agar berjalan lancar karena akan meningkatkan nilai tambah untuk industri,” tutup Rizal.