Doni Monardo: Kalau Mau Kaya, Selamatkan Hutan
Berita Baru, Jakarta – Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) menggelar “Dialog Pemulihan Ekosistem Hutan Aceh bersama Forkopimda Nanggroe Aceh Darussalam” pada Selasa (26/7) di Jakarta.
Tampak hadir dalam acara tersebut Ketua Umum PPAD Doni Monardo, Kabid Ekonomi PPAD Wiyarto, Wali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Malik Mahmud Al Haythar, Pangdam Iskandar Muda, Kesbangpol Prov Aceh, para Bupati dan pejabat Bupati dari Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, PT Saman Seudati Lestari, Forum Konservasi Leuser, Yayasan HaKa, para Kepala Dinas, dan berbagai pemangku kepentingan terkait.
Dalam sambutannya Doni Monardo menyerukan perubahan paradigma baru, dari paradigma lama yang ia nilai sudah usang.
“Bersama ini saya sampaikan sebuah paradigma baru. Dulu, kita kenal kalimat, kalau ingin kaya, tebang hutan, jual kayu. Sekarang itu adalah paradigma kuno. Paradigma usang. Harus diubah menjadi paradigma baru, kalau mau kaya, selamatkan hutan, tanam pohon,” tutur Doni Monardo.
Menurut Doni, paradigma baru tersebut harus dapat diterapkan dari Aceh. Pasalnya Hutan Aceh merupakan satu-satunya hutan dengan satwa terlengkap. Dimana empat satwa yang dilindungi ada di sana, yaitu badak, harimau, gajah, dan orangutan.
“Banyak yang tidak tahu bahwa di Aceh masih ada badak. Bahkan ketika diberi informasi masih ada badak di hutan Aceh, sebagian orang bahkan tidak percaya. Badak Aceh bisa dijumpai kawasan Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan, berbatasan dengan Tapak Tuan,” ujar Doni.
Lebih lanjut Doni mengingatkan, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh, maka harus melakukan perlindungan hutan.
Apalagi, Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota juga harus mampu menciptakan kemandirian APBD, mengingat Dana Otsus akan terus berkurang setiap tahun.
“Sekali lagi, paradigma ke depan adalah, kalau mau kaya, selamatkan hutan. Kita akan mulai dengan kampanye dan sosialisasi. Orang bisa sejahtera dengan melindungi hutan, flora, dan fauna. Tidak ada pilihan lain, bangsa kita harus kerja keras menyelamatkan sisa hutan,” tegas Doni Monardo.
Mantan Kepala BNPB tersebut menjelaskan, saat ini dan di masa depan, nilai ekonomi besar dapat diperoleh melalui bisnis karbon.
“Nilai ekonomi dari kompensasi karbon tadi bisa mencapai Rp7 triliun. Kawasan hutan yang sudah dialih-fungsikan harus dipulihkan,” tandas Doni.
Selanjutnya Doni meminta kepada Dinas Lingkungan Hidup untuk menghadap Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Wali Nanggroe dan Gubernur.
“Kita melaporkan kesiapan acara penyelamatan hutan Aceh pada bulan Oktober yang akan datang,” ungkap Doni.