Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

DK PBB Akan Adakan Sesi Komite Saksi Pelanggaran Embargo Senjata Libya

DK PBB Akan Adakan Sesi Komite Saksi Pelanggaran Embargo Senjata Libya



Berita Baru, Internasional – Perwakilan Permanen Libya untuk PBB, Taher El-Sonni mengatakan bahwa Dewan Keamanan PBB telah menyetujui permintaan Government of National Accord (GNA) yang berbasis di Tripoli untuk mengadakan sesi Komite Sanksi pada akhir Juli atas pelanggaran embargo senjata yang dikenakan pada Libya.

Hal itu disampaikan El-Sonni melalui cuitannya di Twitter Pada hari Kamis (23/7).

“Dewan Keamanan [PBB] yang diketuai oleh Jerman dan dukungan dari beberapa negara, menanggapi permintaan Libya [GNA] untuk mengadakan dengar pendapat khusus untuk komite sanksi dan tim ahli,” cuit El-Sonni.

Sesi dengar pendapat itu dijadwalkan akan diadakan pada akhir bulan di hadapan negara-negara yang namanya disebutkan dalam laporan PBB, yang terlibat dalam pelanggaran embargo senjata dan upaya penyelundupan minyak dan pelanggaran lainnya terhadap resolusi Dewan Keamanan.

Pada pekan lalu, GNA mengajukan permintaan resmi melalui Misi Permanennya ke PBB di New York untuk mengadakan pertemuan Komite Sanksi atas pelanggaran embargo senjata PBB yang terjadi awal Juli.

Pengajuan permintaan itu muncul sebagai bagian dari upaya GNA untuk “mengungkap negara-negara yang telah memberikan dukungan kepada milisi.”

Menurut Sputnik, Dewan Keamanan PBB memberlakukan embargo terbuka terhadap Libya pada Februari 2011. Pemberlakuan embargo itu merupakan upaya untuk menghentikan pasokan senjata dan peralatan militer baik dari maupun ke Libya, dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia di sana.

Sejak saat itu sampai hari ini, Libya mengalami perpecahan baik di tingkat suku, geng, atau organisasi hingga memuncak pada pembagian dua kekuatan utama, yaitu pertama, Libyan National Army (LNA) yang dipimpin oleh Khalifa Haftar dan dikung oleh Rusia, Mesir; dan Yunani; kedua, Government of National Accord (GNA) yang dipimpin Feyez Sarraj dan didukung PBB dan Turki. Situasi di Libya pada pekan ini memanas setelah Senin (20/7) kemarin, kapal induk Angkatan Laut Prancis Charles de Gaulle sudah berada di Sirte. GNA sendiri pada hari Sabtu (18/7), dilaporkan telah mengepun pasukan LNA di Sirte untuk menguasai pangkalan militer.