Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat memberikan sambutan di Puncak Harlah ke-49 PPP dan Haul Ke-5 Mantan Ketua Umum PBNU KH. Hasyim Muzadi di Ponpes Al Hikam, Malang. (Foto: Tangkap Layar)
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat memberikan sambutan di Puncak Harlah ke-49 PPP dan Haul Ke-5 Mantan Ketua Umum PBNU KH. Hasyim Muzadi di Ponpes Al Hikam, Malang. (Foto: Tangkap Layar)

Di Harlah PPP, Ketum PBNU Ngaku Kader PKB



Berita Baru, Jakarta – Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf hadiri peringatan puncak Hari Lahir (Harlah) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke-49 di Pesantren Al-Hikam Malang, Minggu (27/3).

Di hadapan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa dan Sekjen PPP Arwani Thomafi, serta petinggi PPP, Ketum PBNU yang akrab disapa Gus Yahya itu mengaku bahwa dirinya adalah kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Mulanya, Gus Yahya mendorong PPP untuk memperkenalkan generasi muda atau generasi milenial dengan masa lalu dan menawarkan mereka masa depan.

Namun sontak, Ketum PBNU itu salah ucap, saat hendak mendoakan PPP, ia mengatakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

“Mudah-mudahan Partai Kebangkitan Bangsa ini,” kata Gus Yahya. Hadirin kaget disertai gelak tawa dan mengingatkan Gus Yahya saat menyebut PKB di acara PPP.

“Eh, masak. Ya mohon maaf karena saya sendiri memang kader PKB. Ini harus saya sampaikan,” ujarnya.

Lebih lanjut, juru bicara Presiden Gus Dur itu berharap PPP dapat menjadi partai yang yang mempersatukan masyarakat untuk membangun.

“Saya berharap partai persatuan pembangunan ini. Sungguh-sungguh bisa bangkit menjadi partai yang mempersatukan masyarakat untuk membangun bersama-sama,” harap Gus Yahya.

“Untuk membangun peradaban masa depan. Karena itu yang kita butuhkan dari semuanya. Untuk membangun peradaban masa depan. Karena itu yang kita butuhkan dari semuanya,” imbuhnya..

Dalam kesempatan itu Gus Yahya kembali mempertegas bahwa Nahdlatul Ulama (NU) adalah milik semua orang, tidak satu golongan partai saja.

“Kalau tadi dikatakan bahwa Nahdlatul Ulama ini milik semua orang, itu adalah realitas. Tidak ada satupun, secara realistis punya kapasitas untuk mengklaim Nahdlatul Ulama,” pungkasnya, dalam acara Harlah ke-49 PPP sekaligus bertepatan dengan Haul ke-5 KH Hasyim Muzadi itu.