Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dari Albert Camus sampai Haruki Murakami, Ini Dia 6 Buku Rekomendasi RM BTS

Dari Albert Camus sampai Haruki Murakami, Ini Dia 6 Buku Rekomendasi RM BTS



Berita Baru, Entertainmemt – Rap Monster (RM) BTS dikenal mampu menulis dan menciptakan lagu yang liriknya memiliki makna mendalam. Hal ini nampaknya dipengaruhi oleh hobi membaca RM dan membuat ia mendapatkan julukan “sexy brain.”

Memperingati hari ulang tahun Rap Monster pada 12 September kemarin, yuk kita kembali menyimak daftar buku yang direkomendasikan oleh rapper serta leader grup BTS tersebut. Nggak main-main, RM si kutu buku ini punya jenis bacaan yang topiknya luas. Berikut ini 8 buku yang direkomendasikan RM BTS kepada penggemarnya dari waktu ke waktu.

“The Stranger” oleh Albert Camus

Novel yang berlatar di Aljazair ini menceritakan tentan Meursault, sosok yang dianggap aneh karena tidak bersedih di pemakaman ibunya. Hingga suatu hari karena sebuah peristiwa, ia dihukum mati untuk tindakan-tindakan yang tidak lazim. Diantaranya, Meursault dari tidak ingin melihat jenazah ibunya sebelum dikuburkan dan berkencan sehari setelah kematian ibunya. Apa yang terjadi pada diri Meursault?

Tenang, novel ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul “Orang Asing” dan diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jadi para ARMY Indonesia bisa nggak perlu takut roaming.

“Demian” oleh Herman Hesse

Sejak kecil hingga remaja, Emil Sinclair mengalami masalah fisik dan batin. Hidupnya berubah setelah mengenal Demian, seorang cowok nyentrik dan misterius. Kok bisa? Novel dari peraih penghargaan Nobel ini sarat dengan proses pencarian jati diri, mitologi, mimpi, dan problem psikologi yang juga diangkat oleh psikolog Carl Jung.

“Demian” juga menginspirasi pembuatan album “Wings”-nya BTS. Bahkan, BTS menggunakan unsur-unsur dalam novel “Demian” ke dalam videoklip “Blood, Sweet, and Tears.” Penggalan rap RM juga mengambil potongan dari novel ini, lho.

“Me Before You” oleh Jojo Moyes

Novel yang relevan dan menyentuh ini memuat kisah cinta Louisa, seorang perempuan enerjik dan lucu yang sayangnya menganggap rendah dirinya sendiri. Ia bertemu dengan Will, seorang pria disabilitas korban kecelakaan.

Keduanya mulai menyadari bahwa hidup ini layak untuk dijalani sekalipun kita punya kekurangan. Pesan lain yang ingin disampaikan adalah, bahwa ada kalanya kita perlu percaya diri dan bergerak melampaui keterbatasan serta zona nyaman kita demi melakukan perubahan.

“Those Who Walk Away From Omelas” oleh Ursula K. Le Guin

Kalau kamu sudah menonton video klipnya “Spring Day”, kamu pasti kenal deh dengan istilah “Omelas.” Nah, sudah tahu belum kalau istilah tersebut diambil dari buku ini? Cerita dalam “Those Who Walk Away from Omelas” sebenarnya menyimpan rahasia yang gelap.

Cerpen ini dikemas dengan fiksi yang mungkin terlihat rumit namun juga deep. Menceritakan tentang sebuah tempat bernama Omelas, yang berisi kebahagiaan dan kesempurnaan para penduduknya. Hingga suatu ketika, seorang anak terkunci di sebuah ruangan yang sempit. Kisah selanjutnya mengubah banyak hal dalam kehidupan di Omelas.

“The Catcher in the Rye” oleh J.D. Salinger

Buku ini termasuk bacaan populer termasuk di Indonesia. Pernah dilarang beredar di banyak tempat, lho! Ceritanya sih tentang Holden Caulfield, seorang pemuda diusir dari sebuah sekolah swasta yang eksklusif. Sebelum pulang ke rumah, Caulfield pergi mengembara, memikirkan penjelasan yang akan ia sampaikan kepada keluarganya.

Tertulis banyak ungkapan tak sopan dalam buku “The Catcher in the Rye” sehingga menjadikan buku ini tak disukai sebagian orang. Sebagian yang lain justru menganggapnya sebagai sarana ekskpresi terhadap kehidupan yang penat. Perasaan anak muda pun terwakili sedikit banyak melalui karakter Caulfield. Penasaran nggak, sih?

“Norwegian Wood” oleh Haruki Murakami

Mana nih penggemar Murakami? High five dulu karena kamu satu selera dengan RM. Secara garis besar, “Norwegian Wood” menceritakan tentang kehidupan seorang anak remaja dan luka-luka yang dimilikinya. Murakami menggambarkan seperti apa itu kesepian, seperti apa rasanya terhempas dari mimpi. Nggak hanya “Norwegian Wood”, RM juga membaca buku Murakami berjudul “Kafka on the Shore.”