Damkar dan Tentara Terjun Padamkan Kebakaran Dahsyat di Pasar Dhaka

Berita Baru, Dhaka – Petugas pemadam kebakaran (damkar) dan personel militer berupaya memadamkan api besar yang berkobar di kompleks perbelanjaan dengan 3.000 toko di ibu kota Bangladesh, Dhaka, kata petugas pemadam kebakaran, Selasa (4/4).

Sejauh ini tidak ada korban yang dilaporkan dalam kebakaran tersebut.

Kebakaran dilaporkan dimulai pada dini hari Selasa dini hari waktu setempat.

Meski demikian, personel tentara dipanggil untuk membantu memadamkan setelah api menyebar dengan cepat di daerah Bangabazar yang sempit dan padat, lokasi pasar kain terkenal di negara itu. .

Pejabat Dinas Pemadam Kebakaran, Rashid Bin Khalid mengatakan kepada Reuters bahwa 50 unit pemadam kebakaran sedang bekerja untuk memadamkan api, yang penyebabnya belum diketahui dengan segera.

Sebagian besar toko terbakar menjadi abu dalam kebakaran itu, tetapi tidak ada informasi apakah ada orang yang terjebak di dalam, mengingat kebakaran terjadi pada dini hari sebelum sebagian besar toko dibuka, kata Khalid.

Asap menyelimuti daerah itu dan api terlihat membubung dari kompleks, menghambat upaya penyelamatan, kata seorang petugas pemadam kebakaran.

Pejabat dinas pemadam kebakaran lokal Rafi Al Faruk kepada kantor berita Associated Press melalui telepon mengatakan petugas pemadam kebakaran dari 47 unit sedang bekerja untuk memadamkan kobaran api besar, yang menyelimuti lingkungan tertua di kota itu dengan asap hitam.

“Kami tidak memiliki laporan langsung tentang korban,” katanya.

“Saya belum pernah melihat kebakaran seperti ini seumur hidup saya. Segala sesuatu di toko saya terbakar habis,” kata Abdul Mannan saat berbicara dengan kerabatnya di telepon sambil menangis tersedu-sedu.

Pemilik toko di Bangabazar, yang sebagian besar menampung toko kain, telah menimbun untuk persiapan festival Idul Fitri, dan sebagian besar barang mereka musnah dilalap api, lapor surat kabar The Daily Star.

Regulasi yang lemah dan penegakan hukum yang buruk disalahkan atas kebakaran industri di negara itu yang dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan ratusan kematian.