Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

British Airways
Foto: BBC

Bisnis Penerbangan Lesu, British Airways Pensiunkan Puluhan Armada Boeing 747



Berita Baru, Internasional – Pada hari Kamis (16/7), British Airways (BA) selaku operator Boeing 747 terbesar di dunia akan mempurnabakti seluruh pesawatnya segera karena penerbangan sipil sedang lesu akibat pandemi virus korona.

“Dengan sangat sedih kami dapat mengkonfirmasi bahwa kami mengusulkan untuk pensiunkan seluruh armada 747 kami dengan segera,” kata BA dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters.

BA, yang dimiliki International Airlines Group (IAG), mengatakan total 31 pesawat Boeing 747 tersebut akan segera dipensiunkan.

Selama lebih dari 50 tahun, Boeing ‘Queen of The Skies’ ini menjadi pesawat jet paling mudah dikenali di dunia karena ukuran badan pesawatnya yang besar dengan empat mesin.

Sebelum pandemi virus korona merebak, BA sudah berencana mempensiunkan armada 747 pada tahun 2024 karena mulai berkurangnya peminat. Namun, rencana itu tampaknya maju akibat beberapa pelarangan dan aturan pembatasan penerbangan.

Armada 747 yang didemokratisasi perjalanan udara global pada tahun 1970-an dianggap terlalu mahal untuk dioperasikan. Hal itu dikarenakan pesawat itu menggunakan mesin ganda dan boros bahan bakar.

Rencananya, BA akan mulai beralih mengoperasikan pesawat dengan mesin modern dan irit bahan bakar, seperti Boeing 787 atau Aibus A350. Selain itu, hal itu dianggap akan lebih sesuai dengan visi perusahaan untuk mencapai target emisi nol karbon pada 2050.

Langkah BA dilakukan setelah bulan Juni kemarin, Qantas Airways Australia mengatakan akan segera pensiunkan armada Boeing 747 yang tersisa.

British Overseas Airways Corporation (BOAC), maskapai sebelum BA, pertama kali mengoperasikan Boeing 747 dengan rute London-New York pada tahun 1971.

Hugh Dibley, mantan kapten BOAC mengatakan pengenalan Boeing 747 menandai era baru dunia transportasi udara, namun pesawat raksasa itu dilanda masalah gigi dengan mesinnya. Pendaratan pesawat itu juga agak lama.

“Sangat menyenangkan bisa terbang karena sangat stabil. Masalah awal adalah tingginya dari tanah. Itu seperti mendaratkan satu blok apartemen dari lantai 2,” kata Dibley kepada Reuters.

Setelah BA, hanya segelintir maskapai penerbangan yang terus mengoperasikan armada 747, seperi misalnya Rossiya Airlines dan Air China.