Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Berusia Lebih dari 3.000 Tahun, Misi Gabungan Mesir-Inggris Temukan Makam Kerajaan Kuno di Luxor

Berusia Lebih dari 3.000 Tahun, Misi Gabungan Mesir-Inggris Temukan Makam Kerajaan Kuno di Luxor



Berita Baru, Internasional – Misi gabungan Mesir-Inggris telah menemukan makam kerajaan kuno yang sebelumnya belum ditemukan di kota Luxor, Mesir, menurut otoritas negara tersebut.

Luxor adalah sebuah kota di Mesir selatan, sangat terkenal dengan harta karun arkeologinya yang berasal dari zaman firaun. Kota ini sering dicirikan sebagai museum terbuka terbesar, karena di dalam wilayahnya terdapat banyak monumen kuno, kuil, dan makam.

Seperti dilansir dari Sputnik News, makam kerajaan itu ditemukan di sebuah situs kuno di tepi barat Sungai Nil, 650 kilometer selatan Kairo, ibu kota Mesir. Misi tersebut terdiri dari arkeolog dari Supreme Council of Antiquities dan New Kingdom Research Foundation di University of Cambridge.

Mostafa Waziri, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Purbakala, menyoroti pentingnya penemuan tersebut dan menyatakan bahwa berdasarkan bukti awal, makan itu berasal dari dinasti ke-18 Firaun Mesir, yang membentang dari 1550/1549 SM hingga 1292 SM. Para arkeolog mengklaim itu bisa jadi makam istri atau putri kerajaan.

Informasi tersebut diharapkan dapat diverifikasi dalam waktu dekat, segera setelah dokumentasi arkeologi makam tersebut dikumpulkan. Pekerjaan di lokasi diatur untuk dilanjutkan.

Menurut direktur situs arkeologi Western Valleys, Mohsen Kamel, kondisi makam tersebut cukup terpelihara, meski sebagian rusak oleh banjir pada zaman kuno dan lapisan debu pasir dan batu kapur yang menghapus prasastinya.

Makam itu adalah penemuan terbaru dari serangkaian temuan yang baru-baru ini dipublikasikan Mesir dalam upaya menghidupkan kembali sektor pariwisatanya, yang sangat bergantung pada harta karun kuno negara itu. Industri ini sebagian besar dipengaruhi oleh kerusuhan politik selama bertahun-tahun dan kemudian oleh pandemi COVID-19, yang menyebabkan penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke negara tersebut secara signifikan, dan selanjutnya menurunkan pendapatan yang berasal dari sektor tersebut.