Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Zimbabwe
(Twitter: @ajplus)

Bencana Kekeringan dan Kelaparan Melanda Zimbabwe



Beritabaru.co, Intrnasional. – Lebih dari lima juta orang di Zimbabwe atau sekitar sepertiga dari populasi negara tersebut membutuhkan bantuan makanan. Mereka terkena bencana kekeringan dan kelaparan, kata PBB. Dilansir dari BBC, Rabu (7/8).

David Beasley, kepala  Program Pangan dunia (WFP), mengatakan banyak yang “dalam keadaan darurat dan kelaparan”.

Hasil panen baru-baru ini tidak maksimal akibat faktor kekeringan yang melanda negara tersebut. Tingkat air yang rendah juga menghantam pembangkit listrik tenaga air di Kariba. Hal itu juga memicu pemadaman listrik bergilir di seluruh negeri. Akibat musibah kekeringan tersebut  harga makanan meningkat tajam.

Negara ini juga menghadapi krisis keuangan dan telah memperkenalkan kembali dolar Zimbabwe satu dekade setelah ditinggalkan di tengah maraknya inflasi.

Melakukan pengajuan banding pada hari Selasa (6/8), Mr Beasley mengatakan sekitar 2,5 juta orang berada di puncak kelaparan. “Kami berbicara tentang orang-orang yang benar-benar darurat dan kelaparan. Keberadaan kami di sini untuk membantu mereka,” kata Beasley.

“Kita menghadapi kekeringan tidak seperti yang pernah kita lihat dalam waktu silam,” imbuhnya.

Masalah di Zimbabwe semakin diperburuk oleh Topan Idai yang melanda wilayah tersebut awal tahun ini. Badai besar juga melanda bagian Malawi dan Mozambik menghantam 570.000 warga Zimbabwe, sementra puluhan ribu diantaranya kehilangan tempat tinggal.

Pekan lalu, Menteri Keuangan Mthuli Ncube mengatakan pemerintah telah menyediakan beras untuk 757.000 rumah sejak Januari, di daerah pedesaan dan perkotaan.

Dan pada hari Selasa (6/7), Presiden Emmerson Mnangagwa–menggantikan Robert Mugabe pada November 2017–menyatakan bahwa kekeringan merupakan  bencana nasional.

PBB sudah meminta senilai $294 juta untuk Zimbabwe, tetapi mungkin  sekarang membutuhkan lebih banyak dana karena dampak kekeringan telah menyebar.

Penulis :Nafisa
Sumber  :BBC