Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Seorang pria berjalan melewati gedung Swiss National Bank (SNB) di Zurich, 31 Oktober 2013. Foto: Reuters/Arnd Wiegmann.
Seorang pria berjalan melewati gedung Swiss National Bank (SNB) di Zurich, 31 Oktober 2013. Foto: Reuters/Arnd Wiegmann.

Bank Nasional Swiss Ungkap Kerugian Terbesar dalam Sejarahnya, Tembus Rp2.228 Triliun



Berita Baru, Bern – Bank Nasional Swiss (SNB) ungkap kerugian terbesar dalam sejarahnya setelah pihaknya melaporkan kerugian Rp2.228 triliun di tahun 2022.

Kerugian itu adalah yang terbesar dalam sejarah 115 tahun bank tersebut, menurut laporan Reuters.

Angka tersebut setara dengan sekitar 18 persen dari produk domestik bruto Swiss yang diproyeksikan sebesar 744,5 miliar franc Swiss ($807 miliar).

Bagian terbesar dari kerugian berasal dari valuasi yang runtuh dari tumpukan besar kepemilikannya dalam mata uang asing,

Valuasi itu terakumulasi sebagai hasil dari pembelian selama satu dekade di tengah kenaikan kuat yang dibuat oleh franc.

Angka tahunan terperinci diharapkan akan dirilis pada 6 Maret.

Sebagai akibat dari kerugian tersebut, bank tidak akan melakukan pembayaran seperti biasa kepada pemerintah Swiss dan negara anggota, dengan pembayaran kepada pemegang sahamnya juga akan terpengaruh.

Perkembangan terjadi setelah suku bunga SNB pada bulan Desember meningkat menjadi 1%, kenaikan ketiga pada tahun 2022, dalam sebuah langkah yang bertujuan melawan inflasi.

Juga tahun lalu, bank dipengaruhi oleh kerugian dalam portofolio saham dan obligasi yang datang dengan latar belakang penurunan pasar yang lebih luas.

Meski begitu, SNB berhasil memperoleh 400 juta franc Swiss ($433 juta) melalui kepemilikan emasnya saat itu.

Karsten Junius, kepala ekonom di bank Swiss J.Safra Sarasin, menyarankan dalam sebuah wawancara dengan media AS bahwa SBN tidak akan mengubah kebijakan moneternya karena kerugian tersebut.

Junius berargumen bahwa sementara Bank Nasional Swiss akan membutuhkan “beberapa waktu untuk membangun kembali cadangan valuasinya, akan membutuhkan waktu lebih sedikit untuk menunjukkan keuntungan daripada kasus Bank Sentral Eropa.”

Dia menunjuk upaya Swiss untuk menurunkan inflasi ke target 2%. Inflasi 3% negara saat ini masih jauh di bawah tingkat zona euro, yang mencapai lebih dari 10%.