Aukus: AS, Inggris dan Australia Umumkan Pakta Keamanan untuk Melawan China
Berita Baru, Internasional – AS, Inggirs dan Australia telah mengumumkan pakta keamanan bersejarah (Aukus) untuk melawan China.
Pakta tersebut memperbolehkan Australia membangun kapal selam bertenaga nuklir untuk pertama kalinya, menggunakan teknologi yang disediakan oleh AS.
Pakta Aukus, yang mencakup AI dan teknologi lainnya, adalah salah satu kemitraan pertahanan terbesar negara itu dalam beberapa dekade, kata para analis.
China, seperti dilansir dari BBC, mengutuk perjanjian itu sebagai tindakan yang “sangat tidak bertanggung jawab”.
Juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian, mengatakan perjanjian itu merusak perdamaian dan stabilitas regional dan memicu pengangkatan senjata.
Kedutaan China di Washington menuduh negara-negara yang tergabung dalam perjanjian memiliki “mentalitas Perang Dingin dan prasangka ideologis”.
Pakta tersebut juga menimbulkan perselisihan dengan Prancis, yang kini telah kehilangan kesepakatan dengan Australia untuk membangun 12 kapal selam.
“Ini benar-benar menusuk dari belakang,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian kepada radio France Info.
Kemitraan tersebut diumumkan dalam konferensi pers virtual bersama antara Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan mitranya dari Australia Scott Morrison pada hari Rabu (15/9).
Dan sementara China tidak disebutkan secara langsung, ketiga pemimpin tersebut berulang kali merujuk pada masalah keamanan regional yang mereka katakan telah “tumbuh secara signifikan”.
Saat berbicara kepada BBC, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan China “memulai salah satu pengeluaran militer terbesar dalam sejarah”.
“Ini meningkatkan angkatan laut dan udaranya pada tingkat yang sangat besar. Jelas itu terlibat di beberapa daerah yang disengketakan,” katanya. “Mitra kami di wilayah itu ingin bisa berdiri sendiri.”
“Ini bukan tentang memusuhi siapa pun,” kata Wallace menambahkan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah dituduh meningkatkan ketegangan di wilayah yang disengketakan seperti Laut China Selatan.
Pada hari Kamis (16/9), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pakta itu akan menjaga keamanan dan stabilitas di seluruh dunia dan menghasilkan ratusan pekerjaan berketerampilan tinggi.
Menurut para analis, aliansi Aukus diperkirakan menjadi kesepakatan keamanan paling signifikan antara ketiga negara sejak Perang Dunia Kedua.
Pakta tersebut akan fokus pada kemampuan militer, memisahkannya dari aliansi berbagi intelijen Five Eyes yang juga mencakup Selandia Baru dan Kanada.
Sementara kapal selam Australia adalah item tiket besar, Aukus juga akan melibatkan berbagai kemampuan dunia maya dan teknologi bawah laut lainnya.
“Ini adalah kesempatan bersejarah bagi tiga negara, dengan sekutu dan mitra yang memiliki tujuan sama, untuk melindungi nilai-nilai bersama dan mempromosikan keamanan dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik,” bunyi pernyataan bersama itu.
“Ini benar-benar menunjukkan bahwa ketiga negara menarik garis di pasir untuk memulai dan melawan gerakan agresif (China) di Indo-Pasifik,” kata Guy Boekenstein dari Asia Society Australia.
Negara-negara Barat telah mewaspadai investasi infrastruktur China di pulau-pulau Pasifik, dan juga mengkritik sanksi perdagangan China terhadap negara-negara seperti Australia.
Dulu, Australia sangat menjaga hubungan baik dengan China, mitra dagang terbesarnya. Namun hubungan itu retak dalam beberapa tahun terakhir di tengah ketegangan politik.
Tidak hanya dengan China, ketegangan serupa juga terjadi dengan Prancis, setelah Australia mengingkari kesepakatan A$50bn (€31bn; £27bn) untuk membangun 12 kapal selam.
“Kami telah menjalin hubungan saling percaya dengan Australia, kepercayaan ini telah dikhianati,” kata Le Drian.
Mengapa kapal selam bertenaga nuklir?
Kapal selam ini jauh lebih cepat dan lebih sulit dideteksi daripada armada bertenaga konvensional. Ia bisa tetap terendam selama berbulan-bulan di bawah laut dengan menembakkan rudal jarak jauh serta muatan yang lebih banyak.
Menurut para analis, penempatan kapal selam di Australia sangat penting bagi pengaruh AS di kawasan itu, sehingga dengan suka rela AS membagikan teknologi kapal selam untuk pertama kalinya dalam 50 tahun selain kepada Inggris.
Australia akan menjadi negara ketujuh di dunia yang mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir, setelah AS, Inggris, Prancis, China, India, dan Rusia.
Australia telah menegaskan kembali bahwa pihaknya tidak berniat memperoleh senjata nuklir.
Sementara Selandia Baru mengatakan akan melarang kapal selam Australia dari perairannya, sejalan dengan kebijakan yang ada tentang keberadaan kapal selam bertenaga nuklir.
Selandia Baru, meskipun merupakan anggota Five Eyes, lebih berhati-hati dalam menyelaraskan diri dengan AS atau China di Pasifik.
Sementara Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan negaranya belum didekati untuk bergabung dalam pakta tersebut.